“Untuk inovasi teknologi kita akan memberikan ruang. Agar menarik minat mereka masuk nanti kita kasih insentif. Insentif yang ada saat ini di antaranya adalah tax holiday dan fasilitas tax allowance. Lamanya berapa tahun itu tergantung proposal yang mereka ajukan, berapa investasinya, di mana investasinya, produknya berbentuk apa. Nah, itu yang kemudian akan menentukan insentif yang kita kasih ini cocoknya apa, berapa lama dan berapa besaran insentifnya,” kata Bahlil kepada pajak.com pada acara halalbihalal dengan wartawan, Jumat (28/5/21).
Bahlil juga optimistis pertumbuhan investasi akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Alasannya terkait kontribusi investasi yang bisa mencapai 30-35 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Sebelumnya, Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine menyampaikan, implementasi inovasi dan teknologi punya peran buat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Pemanfaatan teknologi sangat dimungkinkan untuk menambah pertumbuhan ekonomi. Terutama karena dari segi produksi dan manufaktur tentu akan mempermudah dan mempercepat produksi barang dalam jumlah besar dan cepat.
“Ini sangat berpeluang menarik investasi baik dalam maupun luar negeri, meski harus dipastikan kejelasan regulasi agar investor merasa yakin menanamkan modalnya,” jelasnya.
Beberapa produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya, mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko yang lebih rendah.
Comments