in ,

Indonesia Masuk dalam Peringkat Negara Layak Investasi

Selanjutnya, S&P berharap, laju pemulihan Indonesia akan terakselerasi lebih lanjut tahun ini setelah tumbuh 3,7 persen pada tahun 2021 dan kontraksi 2,1 persen pada tahun 2020. Kondisi ini dipicu oleh keberhasilan pemerintah dalam penanganan COVID-19, cakupan vaksinasi yang luas, peningkatan kekebalan kelompok (herd immunity), dan dampak yang lebih ringan dari varian omicron sehingga melonggarkan pembatasan dan mendorong normalisasi aktivitas ekonomi. Selain itu, beberapa sektor juga mendapatkan manfaat dari peningkatan harga komoditas.

Dari sisi eksternal juga dinilai S&P telah stabil setelah kontraksi akibat pandemi tahun 2020. Nilai ekspor pada Maret 2022 tercatat mencapai 26,50 miliar dollar AS dan nilai ini meningkat signifikan sebesar 29,42 persen secara bulanan atau sebesar 44,36 persen secara tahunan. Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2022 kembali mengalami surplus yang cukup besar, yakni mencapai 4,53 miliar dollar AS. Peningkatan ekspor mendorong penguatan transaksi berjalan dan kinerja pendapatan yang lebih kuat membantu pemerintah mengkonsolidasikan posisi fiskal.

Baca Juga  Keunggulan Investasi “Green Sukuk”

Sementara, indikator konsumsi sebagai pemacu utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia menunjukkan optimisme, terlihat dari penjualan ritel yang terus tumbuh positif, indeks keyakinan konsumen (IKK) di level optimistis (>100), serta peningkatan tren inflasi inti yang menggambarkan perbaikan permintaan masyarakat. Pemulihan konsumsi ini akan mendorong industri untuk berproduksi, tecermin dari purchasing manager index (PMI) yang stabil di level ekspansi (>50) sejak September 2021, serta pertumbuhan kredit perbankan yang terus naik di Februari 2022 sejalan dengan optimisme dunia usaha terhadap ekonomi Indonesia.

Ditulis oleh

Baca Juga  Prosedur Pengajuan Permohonan Pencabutan Penanaman Modal

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *