Pajak.com, Jakarta – Jumlah pelaku termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan memiliki peran vital dalam ekosistem ekonomi Indonesia. Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, sebanyak 64,5 persen dari total UMKM dikelola oleh kaum perempuan. Namun, akibat pandemi COVID-19 lalu, banyak pelaku UMKM perempuan terkena dampaknya. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendukung pertumbuhan kinerja pelaku UMKM agar terus berkembang. Sebab, sektor ini juga dipandang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Pada era teknologi informasi ini, agar pelaku UMKM perempuan bangkit kembali setelah dihempas pandemi, maka UMKM perempuan harus memanfaatkan teknologi digital.
Menurut Kepala Balitbang Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami, salah satu cara yang bisa dilakukan perempuan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital agar mereka bisa mengambil peran dalam pemulihan ekonomi.
“Akses dan penguasaan teknologi bagi perempuan harus ditingkatkan,” kata Sri Puguh dalam webinar Peran Perempuan dalam Agenda G20, Kamis (2/6/2022).
Sri Puguh mengatakan, saat ini belum semua UMKM memiliki pengetahuan yang cukup tentang potensi teknologi dalam meningkatkan daya saing usaha. Salah satu sebabnya adalah masih adanya kesenjangan akses terhadap teknologi informasi. Berdasarkan data Susenas tahun 2019, akses internet untuk kaum perempuan secara masih mengalami kesenjangan selama 2016-2019. Pada 2016, pengguna internet perempuan mencapai 7,6 persen lebih sedikit dibanding laki-laki. Sementara pada tahun 2017, pengguna internet perempuan 7,04 persen lebih sedikit dibanding laki-laki. Tahun berikutnya, menjadi 6,34 persen dan 6,26 persen pada 2019.
“UMKM adalah kunci pembangunan ekonomi yang inklusif. Hal ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia,” kata Sri Puguh.
Sri Puguh menegaskan, teknologi menjadi salah satu kunci dalam proses pemulihan ekonomi di masa pasca pandemi. Untuk itu setiap orang harus memahami dan secara cerdas memanfaatkan teknologi jika ingin bertahan dan bangkit setelah pandemi COVID-19. Apalagi, pemulihan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi digital juga menjadi salah satu isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia. Salah satu side event yang juga digelar dalam Presidensi G20 Indonesia adalah G20 Empower, yaitu upaya memperkuat peran perempuan dalam masalah global.
Kemudian sejak 2015, para anggota G20 berfokus pada isu kesetaraan gender dengan membentuk organisasi resmi di bawah G20, yaitu Women20 (W20). Organisasi ini dibentuk atas kesadaran pentingnya partisipasi perempuan terutama dalam pembangunan ekonomi digital.
Comments