Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, terdapat enam agenda prioritas yang diangkat dalam agenda finance track Presidensi G20 Indonesia. Pertama, strategi untuk mendukung pemulihan. Semua negara tidak terkecuali Indonesia telah melakukan kebijakan yang luar biasa untuk menyelamatkan perekonomian, menyelamatkan masyarakat dari pandemi, dan melakukan countercyclical—fiskal, moneter, dan regulasi keuangan.
“Pertanyaannya, berapa lama kebijakan countercyclical ini harus dipertahankan, bagaimana kita akan keluar, dan bagaimana kita akan merancang exit policy yang aman, lancar, dan adil untuk pemulihan ekonomi global,” kata Sri Mulyani.
Kedua, mengatasi dampak pandemi untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan. Dalam area ini akan membahas lebih lanjut mengenai dampak Covid-19 yang memengaruhi sektor rill, termasuk tenaga kerja.
Ketiga, sistem pembayaran di era digital yang ditangani oleh Bank Indonesia (BI). Keempat, keuangan berkelanjutan, yakni akan dibentuk forum diskusi yang akan fokus pada tujuan keberlanjutan, pembiayaan perubahan iklim yang kredibel, dan menciptakan keadilan bagi semua negara.
Kelima, inklusi keuangan. Agenda ini akan membahas inklusi keuangan terutama terkait peran teknologi digital dan peluang untuk meningkatkan akses bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan dan pemasaran. Keenam, agenda prioritas finance track, yaitu terkait perpajakan internasional.
“Bagaimana kita akan membahas paket pajak internasional dan menciptakan kepastian rezim pajak, transparansi, dan pembangunan,” kata Sri Mulyani.
Presidensi G20 Indonesia akan diisi dengan 150 pertemuan sepanjang tahun 2022 dan diakhiri dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Comments