in ,

Presiden Jokowi Luncurkan Dana Pandemi di G20

presiden jokowi luncurkan dan pandemi
FOTO : IST

Presiden Jokowi Luncurkan Dana Pandemi di G20

Pajak.com, Bali – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah resmi meluncurkan pandemic fund atau dana pandemi dalam rangkaian pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali. Dana pandemi ini bertujuan agar dunia lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi di masa depan.

“Saya menyampaikan terima kasih atas kontribusinya untuk dana pandemi dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan dana pandemi hari ini,” kata Presiden Jokowi secara virtual, dikutip Pajak.com Senin (14/11).

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan kalau dalam tiga tahun terakhir seluruh dunia menghadapi disrupsi terberat akibat pandemi COVID-19. Dari situ, terbukti bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi lantaran tidak memiliki arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi.

“Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi. Pandemi tidak boleh lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global,” ucapnya.

Dengan semangat tersebut, Jokowi menegaskan bahwa Presidensi G20 Indonesia terus mendorong penguatan arsitektur kesehatan global untuk mewujudkan sistem kesehatan global yang lebih andal terhadap krisis, serta lebih inklusif dan berkeadilan.

“Untuk itu dalam jangka pendek ini, pertama, dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi. Yang kedua, membangun ekosistem kesehatan yang tersinergikan lintas negara,” imbuhnya.

Baca Juga  Lippo Karawaci Libatkan Mitra Strategis dalam Menerapkan ESG

Adapun pembiayaan dalam pandemic fund membutuhkan dana sebesar 31,1 miliar dollar AS per tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan, persiapan, hingga respons terhadap pandemi di masa yang akan datang. Angka tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan Bank Dunia dan organisasi kesehatan dunia awal tahun ini.

“Untuk itu, G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan, persiapan, dan respons terhadap pandemi. Saya menyampaikan terima kasih kepada para donor dari negara-negara anggota G20 dan non-G20, serta dari lembaga-lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi,” tegasnya.

Namun demikian, ia masih mengharapkan dukungan dan kontribusi yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini karena dana yang telah terkumpul saat ini masih belum mencukupi. Sejauh ini, pandemic fund yang terkumpul mencapai 1,4 miliar dollar AS yang berasal dari 20 kontributor, yaitu anggota G20, negara non-G20, dan tiga lembaga filantropis dunia.

Selain berkontribusi dana, ia juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk mendukung beberapa inisiatif, antara lain pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan dan berbagai data genome internasional untuk mendukung pemantauan patogen.

“Pengembangan jaringan digital secara global, serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional, dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata,” pungkasnya.

Baca Juga  Bank DKI Raih Penghargaan ESG Recognized Commitment

Di kesempatan berbeda, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyebut peluncuran dana pandemi merupakan langkah konkret dari pertemuan G20. Menurutnya, pandemic fund menjadi instrumen penting untuk lebih mempersiapkan dan merespons pandemi berikutnya dengan lebih baik.

“Dengan diluncurkannya dana pandemi ini yang merupakan tonggak sangat penting, ini akan memberikan titik awal bagi kita semua untuk menunjukkan kepada dunia bahwa G20 mampu menghasilkan tindakan nyata yang dapat memiliki dampak global,” ujarnya usai acara Pandemic Fund Launching di Nusa Dua, Bali.

Lebih lanjut, ia mengatakan kalau G20 Joint Finance Health Task Force dengan dukungan dari Sekretariat, Bank Dunia, dan World Health Organization (WHO) telah berperan dalam menyelesaikan mandat dari para pemimpin untuk pembentukan pandemic fund.

“Melalui task force, G20 telah memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan dan desain pandemic fund. Kami memiliki keyakinan bahwa G20 juga akan memberikan banyak hasil konkret lainnya, mengingat risiko dari situasi ekonomi global yang terus menuntut perhatian kita,” ucap Sri Mulyani.

Di sisi lain, ia mengungkapkan kalau pandemic fund bukan satu-satunya instrumen yang digunakan untuk kesiapsiagaan sistem kesehatan. Namun, dana itu akan melengkapi instrumen lain untuk menghadapi pandemi yang akan datang dengan lebih baik.

Baca Juga  Sri Mulyani Beberkan Langkah Pengembangan Ekonomi Hijau dan Biru

“Oleh karena itu, pandemic fund menjadi dana katalis untuk dukungan jangka panjang dari semua lembaga bilateral maupun multilateral. Kami juga berharap partisipasi dari filantropis, serta sektor swasta dapat terus didorong,” ujar Menkeu.

Menurutnya pula, pandemic fund mewakili keragaman sumber pendapatan, segi penggunaan, dan keberagaman kebutuhan dari banyak negara, terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah, untuk memperkuat sistem kesehatan, kerja sama dan mekanisme regional, serta pengaturan global.

“Saya pikir ini akan menjadi simbol yang sangat, sangat bagus tentang bagaimana semua pihak dari berbagai latar belakang atau tingkat pendapatan, mereka dapat berkontribusi dan bekerja sama untuk mengatasi masalah ancaman global. Kami harus terus memperkuat tata kelola, inklusivitas, transparansi, serta kemampuan untuk secara efektif menanggapi kesiapsiagaan pandemi,” tandasnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *