Sementara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) menunjukkan performa manufaktur yang bervariasi. Aktivitas manufaktur Indonesia dan Malaysia (53,9) berada pada zona ekspansif, tetapi Filipina (49,0) kembali ke zona kontraksi akibat eskalasi Covid-19 yang memicu pengetatan restriksi.
“Secara global, efek gangguan supply chain masih dirasakan, tekanan inflasi atas bahan baku masih tinggi dan menambah beban biaya produksi. Namun, tingginya optimisme bisnis di tengah percepatan vaksinasi diharapkan mempercepat pengendalian pandemi serta mendongkrak pemulihan permintaan global,” jelas Febrio melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (4/5).
PMI Manufaktur Indonesia tercatat pada angka 54,6 di bulan April 2021. Angka ini meningkat dari rekor sebelumnya pada 53,2 pada Maret 2021.
“Momentum ekspansi ini menggambarkan kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian, serta permintaan ekspor yang kembali tumbuh setelah 16 bulan berkontraksi. Angka PMI tersebut mencerminkan perbaikan nyata pada kondisi bisnis, seiring dengan lonjakan permintaan baru dari luar negeri,” kata Febrio.
Comments