PLTU Lontar merupakan pembangkit yang sudah beroperasi sejak 2012 lalu di Tangerang, Banten. PLTU ini memiliki pengalaman pengelolaan kelistrikan berstandar internasional, termasuk menerima sertifikat ISRS (international sustainability rating system) pada awal Januari 2019 lalu. ISRS adalah sistem terdepan di dunia untuk mengukur dan memperbaiki kualitas sistem manajemen pada perusahaan agar dapat berjalan secara berkesinambungan khususnya pada aspek-aspek HSE (health safety environment).
“PLTU Lontar juga telah masuk dalam program co-firing PLN. Uniknya, PLTU Lontar ini menggunakan biomassa berbasis eceng gondok dan sampah dalam baurannya dengan batu bara, sehingga turut menjawab masalah lingkungan di sekitar area operasinya,” ungkap Agung.
Ketiga, pada segmen daya besar 500 MW ke atas, PLTU Jawa Tengah 2 Adipala Operation and Maintenance Services Unit (OMU) berkapasitas 1×660 MW meraih kategori Best Practices in Clean Coal Use and Technology for Large Scale Power Generation.
“PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU merupakan pembangkit yang menggunakan supercritical boiler dengan tekanan uap mencapai 25,4 megapascal (Mpa). PLTU ini juga masuk dalam program co-firing yang dilakukan PLN dalam upaya menekan emisi karbon serta mendorong peningkatan energi baru terbarukan,” jelas Agung.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) Ridwan Djamaluddin menyampaikan apresiasi atas kemenangan PLN dalam Coal Awards 2021. Ia berharap, penghargaan ini akan menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja secara nasional, regional maupun global.
“Penghargaan ini mendukung promosi penggunaan batu bara yang bersih lingkungan secara berkelanjutan di ASEAN” kata Ridwan.
Comments