in ,

Pertamina – ExxonMobil Kembangkan “Carbon Capture Storage”

Carbon Capture Storage
FOTO: Dok. Pertamina

Pertamina – ExxonMobil Kembangkan “Carbon Capture Storage”

Pajak.com, Amerika Serikat – PT Pertamina (Persero) berkomitmen menjadi perusahaan energi nasional yang memimpin program dekarbonisasi di Indonesia. Komitmen tersebut direalisasikan dengan menjalin kolaborasi dengan ExxonMobil untuk pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa yang memiliki kapasitas mencapai 3 giga ton CO2 dengan nilai investasi di atas 2 miliar dollar AS.

Kolaborasi Pertamina dengan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini ditandai dengan penandatanganan Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian sebagai kelanjutan dari penjanjian yang sudah dihasilkan pada gelaran G20 November 2022 lalu. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, serta President of Low Carbon Solutions ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd Irtiza Sayyed, di Washington DC, AS, (13/11).

Melalui perjanjian itu Pertamina dan ExxonMobil bersepakat melanjutkan kerja samanya untuk evaluasi CCS Hub di Cekungan Asri dan Cekungan Sunda. CCS Hub di lokasi tersebut diharapkan menawarkan penyimpanan geologis dalam volume yang signifikan, sehingga dapat menangkap dan menginjeksikan CO2 dari industri dalam negeri maupun regional.

Baca Juga  Airlangga Ungkap Dampak Eskalasi Konflik Iran - Israel bagi Perekonomian Nasional

Momen penandatanganan juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad-Interim Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, serta Duta Besar AS untuk Republik Indonesia Sung Yong Kim.

Erick menyampaikan perjanjian yang ditandatangani oleh Pertamina dan  ExxonMobil menandakan langkah penting dalam perjalanan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengurangan emisi.

“Teknologi mutakhir di balik CCS Hub tidak hanya akan mengurangi emisi dan mendorong industri rendah karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com, (14/11).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, proyek ini berpeluang untuk menyimpan CO2 di wilayah strategis, dengan pengembangan CCS Hub di wilayah Jawa—lokasi yang sangat dekat dengan lokasi berbagai industri.

Baca Juga  Wamenkeu Tegaskan Indonesia Dukung Reformasi Kebijakan Ekonomi Hijau di CFMCA Laos

“CCS Hub ini akan menyediakan akses terhadap penyimpanan geologi di akuifer asin (saline aquifer), yang dapat menampung setidaknya 3 giga ton karbon dioksida (CO2) dari industri padat karbon dalam negeri dan regional. Proyek ini akan memungkinkan Indonesia menjadi pemimpin regional dalam dekarbonisasi industri, karena memiliki potensi penyimpanan karbon yang sangat besar. Harapannya di masa depan Indonesia dapat menjadi pusat CCS di Asia Tenggara,” ungkap Nicke.

Ia menegaskan, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Baca Juga  Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato di Gorontalo

Sementara itu, Senior Vice President ExxonMobil Corporation Jack P. Williams mengaku bangga dapat berkolaborasi dengan Pertamina dan Pemerintah Indonesia dalam proyek-proyek transformatif.

“Bersama-sama, kita mempunyai peluang untuk mengurangi emisi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan,” pungkas Williams.

Baca juga: 

Pertamina Temukan Potensi Penyimpanan Karbon di Cekungan Sunda-Asri https://www.pajak.com/ekonomi/pertamina-temukan-potensi-penyimpanan-karbon-di-cekungan-sunda-asri/.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *