Pajak.com, Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemerintah mulai membahas peta jalan untuk pengembangan industri game nasional. Subsektor ekonomi kreatif itu sudah dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada (4/12).
Menurut Moeldoko, keseriusan pemerintah pada industri game karena potensinya diproyeksi akan semakin bertumbuh pesat. Berdasarkan data kementerian perindustrian, pada tahun 2019, Indonesia memperoleh pendapatan sebesar 1,084 miliar dollar AS dari industri game. Capaian itu sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pasar industri game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ke-17 di dunia.
“Indonesia harus memastikan diri, tidak hanya sebagai pasar tapi juga pemain di ranah industri game lokal. Maka perlu adanya peta jalan industri game nasional melalui perpres (peraturan presiden) atau setidaknya dalam bentuk inpres (instruksi presiden),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Pajak.com, pada (5/1).
Moeldoko mengatakan, pemerintah juga perlu mendorong agar konten-konten game yang beredar di masyarakat terjamin kualitasnya dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.
“Selama ini memang belum ada lembaga sensor khusus untuk game sehingga permainan yang beredar di masyarakat tidak terseleksi dengan baik. Untuk itu, perlu penguatan berupa payung hukum serta kelembagaan terkait Indonesia game rating system,” tuturnya.
Moeldoko pernah berkunjung ke salah satu developer game dalam negeri di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Ia menyaksikan bahwa ternyata industri game nasional merupakan industri yang padat karya dan padat modal.
“Sektor ini membuka peluang lapangan kerja bagi programmer, desainer grafis, desainer permainan, ahli suara dan efek khusus, dan lainnya,” ujarnya.
Dengan demikian, pemerintah menyadari pentingnya pengembangan talenta industri game. Pemerintah akan mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk menyusun kurikulum yang berkaitan dengan pengembangan ekosistem industri game. Kurikulum perlu dibuat bagi sekolah menengah kejuruan (SMK), politeknik, vokasi terkait, program magang siswa, dan program guru tamu dari industri.
“Pengembangan SDM (sumber daya manusia) juga dapat diintegrasikan dengan grand design manajemen talenta nasional yang sedang dikembangkan oleh pemerintah untuk dapat menciptakan talenta game sesuai dengan target yang diharapkan, serta menarik talenta diaspora kita kembali ke tanah air,” kata Moeldoko.
Dari sisi pendanaan, ia mengungkap, dalam membuat pengembangan sebuah game casual biayanya dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sementara untuk game bertaraf internasional atau biasanya disebut game triple A membutuhkan biaya puluhan miliar rupiah dalam pengembangannya.
“Dalam konteks permodalan, industri ini mengalami kesulitan karena sifatnya intangible alias sulit divaluasi. Sehingga sulit untuk mendapatkan investor dan permodalan perbankan. Pemerintah juga perlu melakukan dukungan dan afirmasi dari segi pendanaan,” kata Moeldoko.
Comments