“Selanjutnya, dalam pernyataan bersama ini, kedua pihak juga sepakat untuk menerapkan kerja sama dalam meningkatkan program perubahan iklim. Kemudian, program US-ASEAN Climate Future akan mengalokasikan dana untuk mendukung implementasi NDC (Nationally Determined Contribution) dari negara-negara ASEAN untuk mendukung percepatan transisi energi bersih. Melalui skema financing, blended finance, dan transfer teknologi,” tambah Retno.
Selain itu, menurut Retno, di Forum KTT, Presiden Joko Widodo (Jokowi) Indonesia menegaskan, ASEAN telah berkomitmen meningkatkan proporsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dari 14 persen pada 2018 menjadi 23 persen pada 2025. Namun, upaya ini memerlukan investasi dan teknologi setidaknya 367 miliar dollar AS di sektor energi bersih. Di Indonesia, transisi energi membutuhkan 30 miliar dollar AS dalam waktu delapan tahun ke depan. Adapun potensi besar EBT yang dimiliki Indonesia sekitar 437 gigawatt, baik dari energi surya, bayu, maupun panas bumi.
Keempat, peningkatan kerja sama bidang pendidikan, termasuk penguatan kolaborasi universitas dan perusahaan swasta. Program ini akan dialokasikan untuk peningkatan pembangunan pendidikan, pelatihan guru, serta promosi untuk pengarusutamaan gender.
Kelima, peningkatan kerja sama di bidang maritim melalui program ASEAN-Led Mechanism.
“Dalam bentuk memperkuat koordinasi antar maritime law enforcement agency di bidang maritim domain, awarenens SAR (Search And Rescue), keamanan maritim dan pemberantasan IUU (Illegal, Unreported and Unregulated) fishing,” jelas Retno.
Comments