in ,

Indonesia Dorong “Engineering” ASEAN Kembangkan Ekonomi Hijau dan Biru

Indonesia Dorong “Engineering” ASEAN
FOTO: Kemenko Bidang Perekonomian

Indonesia Dorong “Engineering” ASEAN Kembangkan Ekonomi Hijau dan Biru

Pajak.com, Bali – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia dorong engineering ASEAN untuk terus kembangkan ekonomi hijau dan biru. Indonesia optimistis perekonomian ASEAN akan meningkat dan memberikan nilai tambah dengan mengupayakan perekonomian yang berkelanjutan.

“Dalam Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia menjembatani kepentingan kemakmuran ekonomi negara-negara ASEAN dengan mendorong ASEAN menjadi epicentrum of growth melalui penerapan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Minggu lalu, saya bersama Bapak Presiden Joko Widodo menghadiri APEC Summit dan vibrant ASEAN juga mendorong (ASEAN) sebagai epicentrum of growth. Ini dilihat oleh semua negara,” ujar Airlangga mewakili Presiden Jokowi, dalam acara The 41st Conference ASEAN Federation of Engineering Organization yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) di Bali International Convention Center, dikutip Pajak.com(24/11).

Ia menegaskan bahwa sustainability merupakan isu global. Pada Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023, terdapat 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang menggarisbawahi peran penting ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan.

Baca Juga  SMF Dorong Pembiayaan Perumahan Berkelanjutan dan Pengembangan ESG

“Tujuan ini mencakup kerangka kerja yang lebih luas untuk pengembangan electric vehicle (EV), peningkatan keuangan berkelanjutan, standardisasi implementasi SDGs (Sustainable Development Goals), mempromosikan transisi energi, peningkatan interkonektivitas energi, dan kapitalisasi ekonomi biru,” tegas Airlangga.

ASEAN juga telah merumuskan dan mengembangkan berbagai inisiatif untuk mendukung penerapan ekonomi hijau melalui ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem.

“Deklarasi tersebut mendukung penerapan EV di negara-negara anggota dan memposisikan ASEAN sebagai pusat global industri EV dengan memanfaatkan sumber daya alamnya dan menciptakan ekosistem rantai pasok. Pengembangan EV ecosystem akan dapat mengurangi pada ketergantungan energi, terutama imported fuel. Kita perlu membangun EV ecosystem dari hulu. Dan ini PR (pekerjaan rumah) untuk kita semua sebagai engineer,” jelas Airlangga.

Serupa dengan ekonomi hijau, ASEAN juga mengupayakan penerapan ekonomi biru. Para Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan ASEAN Economic Community (AEC) telah sepakat mengadopsi ASEAN Blue Economic Framework pada AEC Council Meeting ke-23, kemudian selanjutnya diadopsi oleh para pemimpin pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Indonesia.

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Selain itu, untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan, mendorong praktik ramah lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, Indonesia juga menyelenggarakan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF),” tambah Airlangga.

Ia memerinci, AIPF memiliki serangkaian hasil nyata yang terdiri dari 93 proyek, dengan nilai agregat sekitar 38,2 miliar dollar AS yang dirancang untuk menyelaraskan dengan infrastruktur ramah lingkungan dan rantai pasokan yang fleksibel, inovasi dan pembiayaan berkelanjutan, serta transformasi digital.

Perlu diketahui bahwa upaya untuk mencapai perekonomian berkelanjutan juga dilakukan di tingkat nasional. Biofuel di Indonesia akan terus dikembangkan berdasarkan aspek pendukungnya, tidak hanya biodiesel (bioetanol, HVO/hydrotreated vegetable oil, bioavtur), tetapi juga produk CPO (crude palm oil) dan juga produk non-CPO,” urai Airlangga.

Kendati demikian, pengembangan tersebut tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar, tetapi juga melalui pemberdayaan berbasis masyarakat—dengan memenuhi spesifikasi konsumen, pemanfaatan produk samping biodiesel, dan pengembangan teknologi biofuel yang lebih canggih.

Baca Juga  Airlangga Tegaskan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

“Indonesia juga telah menjajaki potensi sel bahan bakar hidrogen. Hidrogen merupakan teknologi yang menjanjikan yang bisa digunakan tidak hanya untuk otomotif,” kata Airlangga.

Ia menambahkan, pentingnya pembangunan ekonomi berkelanjutan juga didasari oleh laporan Asian Development Bank (ADB). Laporan itu menyatakan bahwa Asia Tenggara termasuk kawasan yang akan terdampak perubahan iklim secara tidak proporsional dan berpotensi kehilangan hingga 30 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2050—yang berimplikasi pada ketahanan pangan.

Baca juga:

Ini Upaya Pemerintah untuk Transformasi Ekonomi Hijau https://www.pajak.com/ekonomi/ini-upaya-pemerintah-untuk-transformasi-ekonomi-hijau/

Bappenas dan Universitas Stanford Sinergi Kembangkan Ekonomi Biru https://www.pajak.com/ekonomi/bappenas-dan-universitas-stanford-sinergi-kembangkan-ekonomi-biru/

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *