in ,

Lima Cara Agar Startup Temukan Product Market Fit

Lima Cara Agar Startup Temukan Product Market Fit
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberi lima cara agar startup menemukan product market fit (PMF) atau kesesuaian produk dan pasar. Cara ini dirangkum oleh Kemenkominfo dari penyelenggaraan program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) yang diisi oleh narasumber dari berbagai pelaku startup, antara lain Co-founder Moka dan Head of Selly GoTo Financial Grady Laksmono, Co-founder Shipper Phil Opamuratawongse, Co-founder dan CTO HappyFresh Fajar Budiprasetyo.

Kemenkominfo juga mencatat riset dari CB Insights, Inc (perusahaan penyedia data intelijen pasar swasta dan aktivitas investor), yang menyatakan bahwa tidak adanya kebutuhan pasar menjadi penyebab terbesar dari kegagalan sebuah startup. Masih banyak startup yang menawarkan produk digital, tetapi tidak memiliki frekuensi serta jumlah pengguna yang cukup besar. Oleh sebab itu, penting bagi startup mengetahui cara terbaik menemukan product market fit (PMF).

Baca Juga  Sri Mulyani Beberkan Langkah Pengembangan Ekonomi Hijau dan Biru

“Jika tidak berhasil melalui proses product Market fit (PMF), maka bisa dipastikan bahwa startup tersebut akan gagal atau menjadi startup zombie,” demikian hasil riset CB Insights, Inc.

Berikut lima cara agar startup menemukan product market fit (PMF):

  • Uji coba pasar

Salah satu kesalahan utama startup adalah menunggu terlalu lama untuk menguji apakah pasar menerima produk mereka dengan baik atau tidak. Jika model bisnis startup berbasis langganan, maka tawarkan biaya langganan yang ideal kepada para pengguna. Kemudian, lakukan evaluasi, perhatikan feedback yang pelanggan berikan untuk menentukan skema ke depan.

  • Lakukan A/B testing dan hitung dampak nyata

Dalam operasional startup, seringkali perusahaan menghadirkan fitur-fitur baru dengan harapan dapat menarik semakin banyak pengguna. Namun, hal ini justru bisa menjadi distraksi dari tawaran utama startup. Sebaiknya, startup menjalankan A/B testing agar bisa menghitung dampak nyata dari sebuah produk baru, promo, atau kemitraan baru. Menurut Harvard Business Review, testing A/B adalah membandingkan dua versi untuk mengukur dampak yang lebih baik bagi perusahaan.

Baca Juga  Kemenves/BKPM Terbitkan 8 Juta Nomor Induk Berusaha

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *