in ,

Ketahanan Pangan dengan Diversifikasi dan Teknologi

Dalam setahun terakhir, nilai tukar petani (NTP) menurun. NTP adalah salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan petani. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, meski berfluktuasi, NTP cenderung turun dari 104,16 pada Januari tahun 2020 menjadi 103,26 pada Januari 2021.

Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, untuk menghadapi tantangan global, termasuk pandemi Covid-19, pengelolaan pertanian yang adaptif dan inovatif penting dilakukan agar ketahanan pangan menjadi lebih baik dan tangguh. Apalagi, dalam masa pandemi ini petani wajib dilindungi secara memadai. Rahmad mengatakan, beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain berkolaborasi dengan offtaker, saling berbagi pengalaman, dan memanfaatkan teknologi dalam memenuhi kebutuhan primer berupa pangan. Hal ini juga dilakukan oleh produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, Pupuk Kaltim.

Baca Juga  Moeldoko: Penerapan Perdagangan Karbon Harus Berjalan Optimal Sebelum Oktober 2024

Meskipun banyak tantangan yang muncul di tengah pandemi, Rahmad mengajak masyarakat untuk memunculkan berbagai kesempatan dan inovasi baru yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas mereka adalah melalui program Agro-Solution.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *