Pajak.com, Jakarta – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan uji coba proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pada Senin (15/3). Rute yang dilalui adalah Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E3 dan E2 (Rorotan-Cikunir), Jakarta-Cikampek, Cikampek-Padalarang (Cipularang), dan Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi).
Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) Regional Division Head Bagus Cahya A.B mengatakan, saat uji coba proyek kereta cepat akan ada kendaraan pengangkut rel untuk Kereta Cepat, yaitu kendaraan Multi-Axle Trailer 32 Axle yang dikawal oleh kendaraan lainnya—mobil storing, mobil kawalan dengan rotator, prime mover, dan mobil patwal. Sehingga ia mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi kepadatan laju tol di kawasan itu.
“Total waktu yang dibutuhkan uji coba proyek kereta cepat oleh rombongan kendaraan pengangkut rel kereta cepat yang tidak diisi muatan ini berdasarkan simulasi kecepatan rata-rata adalah sekitar 7,42 jam, perkiraan tiba di lokasi tujuan sekitar pukul 12.30 WIB. Jumlah ini termasuk waktu berhenti untuk pemeriksaan kendaraan Multi-Axle selama 30 menit pada tiap lokasi di jalan tol,” kata Bagus, melalui siaran pers, pada Minggu siang (14/3).
Sebagai informasi, total anggaran pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yaitu sebesar 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 80 triliun. Anggaran pembangunan ini bersumber dari swasta atau tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menariknya, proyek kereta cepat hasil kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok ini merupakan kereta cepat pertama di Indonesia yang diinisiasi sejak Tahun 2015. Kereta Cepat Jakarta-Bandung masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis KCIC dapat merampungkan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada akhir 2021. Hingga Desember 2020, proyek ini sudah berjalan sekitar 64 persen. Kereta Cepat Jakarta-Bandung dirancang sepanjang 142,3 kilometer dengan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.
“Satu, harus on-time. Kedua, mesti ada alih teknologi. Ketiga, jaga hubungan dengan masyarakat banyak dan teamwork harus diperhatikan,” kata Budi.
Jika pembangunan ini rampung, masyarakat hanya membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit untuk rute Jakarta-Bandung dan sebaliknya.
Comments