in ,

Ini Faktor Penguat Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2023

Pertumbuhan Ekonomi
FOTO: IST

Ini Faktor Penguat Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2023

Pajak.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2023 sebesar 5,03 persen atau melampaui sebagian proyeksi pasar dan berada di atas capaian Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang senilai 4,5 persen. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun mengungkap sejumlah faktor yang memengaruhi penguatan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir Maret 2023 itu.

“Pertumbuhan ekonomi yang menguat pada kuartal I-2023 didukung konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,5 persen, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pun tercatat sebesar 4,3 persen. Hal ini mencerminkan terjaganya penguatan daya beli masyarakat yang ditopang oleh stabilitas harga di dalam negeri serta meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (6/5).

Ia menyebutkan, kinerja ekspor tercatat menjadi kontributor terbesar kedua pertumbuhan ekonomi setelah konsumsi rumah tangga. Capaian ekspor pada kuartal I-2023 bertumbuh sebesar 11,7 persen.

Baca Juga  Airlangga Ungkap Dampak Eskalasi Konflik Iran - Israel bagi Perekonomian Nasional

“Meski perekonomian global cenderung melambat dan harga komoditas mulai mengalami penurunan, volume ekspor komoditas hilirisasi SDA (sumber daya alam), seperti besi baja tercatat tumbuh sebesar 8,9 persen pada kuartal I-2023. Dengan kinerja ekspor yang masih bertumbuh, Indonesia juga mampu mencatatkan surplus neraca perdagangan senilai 12,19 miliar dollar AS sepanjang kuartal I-2023,” ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya, konsumsi pemerintah tercatat bertumbuh sebesar 4 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh percepatan penyerapan belanja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), khususnya bantuan operasional sekolah (BOS). Bila diperinci berdasarkan jenisnya, belanja barang tumbuh sebesar 36,4 persen, sedangkan belanja pegawai bertumbuh 1,2 persen.

“Dengan tren ini Kemenkeu (Kementerian Keuangan) berkesimpulan konsolidasi fiskal yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun ini tidak menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Sri Mulyani.

Ia juga menyebut, sektor manufaktur dan perdagangan menjadi kontributor utama dari sisi produksi. Sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,4 persen ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik menjelang Ramadan dan tingginya permintaan atas komoditas hilirisasi, seperti crude palm oil (CPO) dan olahan mineral. Kemudian, sektor alat angkutan juga tumbuh signifikan sebesar 17,3 persen, didorong oleh peningkatan permintaan kendaraan baru menjelang Lebaran serta peningkatan produksi kendaraan bermotor listrik.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

“Sejalan dengan pertumbuhan sektor manufaktur yang cukup kuat, sektor perdagangan juga tumbuh tinggi sebesar 4,9 persen, terutama didorong oleh pertumbuhan perdagangan otomotif sebesar 6,9 persen,” tambah Sri Mulyani.

Secara spasial, tren pertumbuhan positif juga terjadi di semua kawasan di Indonesia. Pulau Jawa sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat di level 5 persen. Perekonomian Kalimantan yang didorong oleh pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,8 persen.

Kendati ekonomi nasional tumbuh positif pada kuartal I-2023, pemerintah akan terus memantau risiko yang timbul akibat perlambatan ekonomi global. Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,8 persen sepanjang tahun 2023 atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 3,4 persen.

Baca Juga  Jokowi: Saham Freeport Naik 61 Persen, 80 Persen Pendapatannya Masuk ke Negara

“APBN tahun 2023 telah didesain secara konservatif dan antisipatif terhadap perlambatan ekonomi global, termasuk dampak rambatan dari moderasi harga komoditas. Di sisi lain, instrumen fiskal akan terus diarahkan untuk mempercepat reformasi struktural, khususnya dalam hal penguatan SDM (sumber daya manusia), pembangunan infrastruktur, serta peningkatan kualitas kelembagaan dan regulasi,” tambah Sri Mulyani.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *