in ,

Ditopang Penerimaan Pajak dan Jasa, Devisa Indonesia Stabil di Angka 152,5 Miliar Dolar AS pada Akhir Mei 2025

FOTO : IST

Ditopang Penerimaan Pajak dan Jasa, Devisa Indonesia Stabil di Angka 152,5 Miliar Dolar AS pada Akhir Mei 2025

Pajak.com, Jakarta — Bank Indonesia (BI) mencatat, penerimaan pajak dan jasa yang kuat berhasil menopang posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025, yang tercatat stabil di angka 152,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa perkembangan cadangan devisa ini selain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa juga ditopang oleh penerimaan devisa minyak dan gas (migas). Kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI juga menjadi faktor penting di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Baca Juga  Prabowo Resmikan “Groundbreaking” Industri Baterai Terintegrasi Senilai 5,9 Miliar Dolar AS di Karawang

“Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025 tetap tinggi sebesar 152,5 miliar dolar AS, stabil dibandingkan posisi pada akhir April 2025,” jelas Ramdan dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Rabu (11/6/25).

Menurut Ramdan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI, lanjut Ramdan, menilai bahwa posisi cadangan devisa yang tinggi ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional. Stabilitas ini sangat penting untuk memastikan bahwa perekonomian Indonesia tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang positif, meskipun dihadapkan pada tantangan global yang beragam.

Baca Juga  Ini Jadwal dan Persyaratan Pencairan BSU Tahap 2

Ke depan, BI memandang bahwa posisi cadangan devisa Indonesia tetap memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik,” imbuh Ramdan.

BI juga berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal. “Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Ramdan.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *