in ,

Industri Manufaktur Sektor Penopang Utama Indonesia

Industri Manufaktur Sektor Penopang Utama Indonesia
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Sektor industri manufaktur di Indonesia masih memainkan peranan penting sebagai penggerak dan penopang utama bagi perekonomian nasional. Selain itu, industri manufaktur merupakan sektor penopang dan pendorong utama bagi Indonesia untuk keluar dari resesi. Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam jumpa pers Kinerja Sektor Industri 2021 dan Outlook 2022, Rabu (29/12/21).

Dalam laporan kinerja sektor industri periode 2021 itu Agus memaparkan, perjalanan sektor industri manufaktur di tahun 2021 masih diwarnai dengan gejolak dan tantangan akibat pandemi Covid-19.

“Pandemi yang masih kita hadapi sampai hari ini itu banyak mempengaruhi bagi Indonesia dalam membangun industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inkusif,” ujar Menperin.

Baca Juga  Nilai Tukar Rupiah Menguat 0,78 Persen per September 2024

Meski demikian, kata Agus, industri manufaktur Indonesia terbukti tangguh dan mampu bangkit menghadapi situasi pandemi Covid-19. Ia menyebutkan, peranan penting industri manufaktur dapat dilihat dari kinerja makro sektor industri manufaktur di beberapa indikator. Indikator yang  dimaksud, antara lain investasi, ekspor, impor, kontribusi pajak, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat pertumbuhan, purchasing managers index (PMI), dan juga penyerapan tenaga kerja.

Meski PMI manufaktur Indonesia sempat melemah saat pemerintah kali pertama memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Juli lalu, keterpurukan itu tak berlangsung lama.

“Setelah sempat limbung akibat pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk di sektor industri manufaktur pada tahun 2020, PMI manufaktur perlahan-lahan kembali bangkit dan kembali kepada level ekspansif,” ujar Agus.

Baca Juga  Sukses Layani Listrik MotoGP Mandalika 2024, Menteri Sandiaga Uno: PLN Luar Biasa!

Agus menambahkan, PMI manufaktur Indonesia sepanjang tahun ini, malah dapat menembus rekor dan diklaim tertinggi sepanjang sejarah. Angka tertinggi sepanjang sejarah yakni bulan Maret 53,2, April 54,6, bulan Mei 55,3, bahkan pada bulan Oktober 57,2. Posisi ekspansif di atas 50 ini, kami yakini juga akan tercatat pada bulan Desember 2021 ini.

Agus juga melaporkan, realisasi investor di sektor manufaktur pada Januari-September 2021 tercatat sebesar Rp 236,79 triliun. Angka ini naik 17,3 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama 2020 sebesar Rp 201,87 triliun. Nilai investasi yang terbesar tercatat pada sektor logam dasar dan diikuti sektor makanan dan minuman. Agus berharap, realisasi investasi tahun 2021 ini kami bisa melampaui realisasi investasi pada tahun 2020 yang sebesar Rp 270 triliun.

Baca Juga  PLN Sukses Hadirkan Listrik Berkualitas Selama PON XXI Aceh – Sumut

Dari sisi ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja. Pada 2020, jumlah tenaga kerja menurun sebanyak 2 juta orang, dari 19,14 juta pada 2019, turun menjadi 17,5 di tahun 2020. Namun,  di tahun 2021, industri manufaktur mulai menyerap kembali tenaga kerja dari kebangkitan industri pengolahan sebanyak 1,2 juta orang. Dengan demikian, jumlah total tenaga kerja kembali meningkat menjadi 18,64 juta orang pada tahun ini.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *