in ,

Indonesia Battery Corporation Kelola Industri Baterai

Erick mengatakan, hingga saat ini telah dilakukan penjajakan kepada beberapa perusahaan global yang bergerak di industri baterai EV, seperti dari Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa. Ia menegaskan, BUMN terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun, sepanjang memenuhi tiga kriteria. Kriteria dimaksud adalah mendatangkan investasi pada sepanjang rantai nilai, membawa teknologi, dan pasar regional atau global.

“Tiga syarat itu penting agar seluruh rantai nilai di industri EV battery ini dapat dibangun secara terintegrasi melalui sinergi yang strategis,” kata Erick.

Erick menyampaikan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan bermotor listrik dan baterai listrik. Di sektor hulu, Indonesia memiliki cadangan dan produksi nikel terbesar di dunia dengan porsi cadangan sebesar 24 persen dari total cadangan nikel dunia. Sedangkan di hilir, Indonesia berpotensi memiliki pangsa pasar produksi dan penjualan kendaraan jenis bermotor roda dua dan empat yang sangat besar dengan potensi 8,8 juta unit untuk kendaraan roda dua dan dua juta unit untuk kendaraan roda empat pada tahun 2025.

Baca Juga  Catat! Jadwal Rekayasa Lalin Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Dengan keunggulan rantai pasokan yang kompetitif, setidaknya 35 persen komponen EV bisa berasal dari lokal. Kementerian BUMN optimistis, dampak langsung pembentukan IBC akan bisa langsung dirasakan pada perekonomian Indonesia mulai 2021-2023 dalam pemulihan perekonomian Indonesia pasca-Covid-19.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *