Lebih lanjut dikatakan, sinergi ekspansi moneter BI dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah, diperkuat dengan pembelian surat berharga negara (SBN) oleh BI di pasar perdana. Besarnya pembelian SBN hingga 16 Maret lalu mencapai Rp 65,03 triliun.
Atas dasar pertimbangan berbagai asesmen dari perekonomian global dan domestik tersebut, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen. Keputusan itu konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas tukar rupiah yang terjaga.
“Ke depan, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, Bank Indonesia lebih mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif, akselerasi pendalaman pasar uang, dukungan kebijakan internasional, serta digitalisasi sistem pembayaran,” jelasnya.
Disebutkan juga bahwa BI menempuh langkah-langkah kebijakan sebagai tindak lanjut sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha.
“Penurunan suku bunga kebijakan moneter dan longgarnya likuiditas mendorong suku bunga terus menurun, meskipun penurunan suku bunga kredit perbankan perlu terus didorong. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank-bank BUMN diperkirakan akan menurun sejalan dengan rencana penurunan yang telah diumumkan.
Perry berharap, bank-bank lain juga dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit, sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha dan PEN.
Comments