Pajak.com, Jakarta – Sebagai lembaga riset yang melakukan penelitian di bidang ekonomi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki salah satu agenda rutin tahunan yaitu Outlook Perekonomian Indonesia, sebagai capaian riset selama setahun terakhir disertai sejumlah skenario yang dibutuhkan guna mempercepat pemulihan ekonomi di masa yang akan datang. Plt. Kepala Organisasi Riset, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN, Ahmad Najib Burhani menyampaikan secara umum kinerja perekonomian Indonesia pada 2021 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2020.
“Meski kinerja pertumbuhan ekonomi di awal 2021 negatif, namun kebijakan pemerintah untuk pemulihan ekonomi sudah memperlihatkan hasil yang signifikan,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/12).
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi ini tercatat pada triwulan II 2021 mencapai 7,1 persen dan kemudian 3,5 persen pada triwulan III 2021.
“Laju pertumbuhan yang positif dalam dua triwulan terakhir tersebut mengindikasikan bahwa krisis kesehatan akibat wabah COVID-19 dapat dikendalikan dengan baik,” tambahnya.
Najib melanjutkan, sejarah mencatat bahwa ketatnya kebijakan pemerintah dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan yang diimbangi dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada triwulan II dan III 2020, berdampak pada kontraksi perekonomian sebesar -3.49 persen di kuartal III 2020. Namun pada 2021, kinerja pertumbuhan ekonomi tetap mampu tumbuh secara positif meski pemerintah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level III dan IV sejak melonjaknya kasus COVID-19 varian Delta di bulan Juli hingga Agustus 2021.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Riset Ekonomi BRIN Agus Eko Nugroho menyatakan, percepatan program vaksinasi COVID-19 tampaknya tetap akan menjadi jalan utama menuju pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Comments