Agung menuturkan, penyusunan Foresight BPK dilakukan dengan menggunakan metode scenario planning dan data yang bersumber dari hasil pemeriksaan BPK, tren dalam negeri, regional, dan global.
Perumusan buku Foresight BPK merupakan bagian tugas BPK mengingat dalam melakukan tugasnya memiliki tiga peran yaitu oversight, insight, dan foresight.
”Peran oversight dan insight diwujudkan dalam tugas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, serta pemberian pendapat kepada pemerintah,” imbuhnya.
Selanjutnya, peran foresight dilakukan untuk membantu masyarakat dan pengambil keputusan dalam memilih alternatif kebijakan masa depan. Untuk diketahui, penyusunan foresight ini membuat BPK menjadi Supreme Audit Institution ke-2 di Asia setelah Korea Selatan dan yang pertama di Asia Tenggara yang memiliki kemampuan foresight.
Agung pun berharap, buku yang telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo sejak 15 Oktober lalu ini dapat menginspirasi pemerintah pusat dan daerah untuk memulai menerapkan strategic foresight dan dapat mengantisipasi ketidakpastian di masa depan.
Comments