in ,

APBN Surplus Rp 234,7 T per April 2023

APBN Surplus April 2023
FOTO: IST

APBN Surplus Rp 234,7 T per April 2023

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2023 meningkat sebesar 128,5 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Surplus APBN tercatat senilai Rp 234,7 triliun hingga April 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, peningkatan itu didorong oleh kinerja pendapatan negara yang tumbuh sebesar 17,3 persen atau menjadi sebesar Rp 1.000,5 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari realisasi belanja negara yang mencapai Rp 765,8 triliun atau tumbuh 2 persen.

“Dengan demikian, kondisi APBN tahun lalu yang sangat baik, tahun ini masih lebih baik lagi hingga bulan April (2023). Rasio surplus APBN tersebut setara dengan 1,12 persen dari produk domestik bruto (PDB),” tutur Sri Mulyani pada Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) Edisi Mei yang disiarkan secara daring, (22/5).

Baca Juga  8 Poin Penting dalam Proses Pengajuan Izin Usaha

Ia memerinci, realisasi pendapatan negara selama empat bulan pada tahun 2023, meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp 782,7 triliun atau tumbuh 15,8 persen serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp 217,8 triliun atau tumbuh 22,8 persen.

“(Penerimaan) perpajakan, terdiri dari penerimaan pajak Rp 688,15 triliun atau tumbuh 21,3 persen serta dari penerimaan bea dan cukai Rp 94,5 triliun, kita lihat turun 12,8 persen. Kemudian, pertumbuhan realisasi PNBP hingga April 2023 tumbuh 22,8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi PNBP April tahun 2022 atau 2021, yang bisa (tumbuh) mencapai 35 persen. Ini akibat turunnya harga komoditas dunia juga tecermin dari pertumbuhan PNBP yang mulai melambat hingga April 2023, yang mencapai Rp 217,8 triliun atau hanya tumbuh 22,8 persen dibandingkan dengan realisasi April 2022,” ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga  Pemerintah Cabut Aturan Pembatasan Barang Bawaan Pekerja Migran

Sementara itu, realisasi belanja negara sebesar Rp 765,8 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 522,7 triliun atau tumbuh 2,9 persen dan transfer ke daerah Rp 243,1 triliun atau meningkat 0,3 persen.

Adapun belanja pemerintah pusat, meliputi realisasi belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 257,7 triliun atau tumbuh 1,6 persen, serta belanja non-K/L senilai Rp 265 triliun atau naik 4,1 persen.

“Untuk belanja negara telah dibelanjakan dengan total Rp 765,8 triliun. Artinya, 25 persen dari total belanja tahun ini sudah direalisasi, ini naik 2 persen lebih (2,9 persen) dibandingkan tahun lalu,” ujar Sri Mulyani.

Dengan demikian, keseimbangan primer APBN mengalami surplus sebesar Rp 374,3 triliun atau tumbuh 69,7 persen. Seperti diketahui, keseimbangan primer merupakan selisih dari pendapatan negara dikurangi belanja negara, di luar pembayaran bunga utang.

Baca Juga  Mempelajari Teknik Presentasi Memukau ala Steve Jobs

“Meski APBN mengalami surplus, pembiayaan anggaran tetap dilakukan senilai Rp 223,9 triliun hingga bulan lalu (April 2023) atau meningkat sebesar 56,3 persen. Realisasi pembiayaan anggaran ini untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga global, sehingga memang terdapat kenaikan cukup signifikan,” jelas Sri Mulyani.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *