in ,

Pajak Karbon Belum Digunakan Atasi lingkungan

Pajak Karbon Belum Digunakan Atasi lingkungan
FOTO: IST

Pajak Karbon Belum Digunakan Atasi lingkungan

Pajak.com, Toronto – Fraser Institute sebuah organisasi penelitian dan pendidikan independen nonpartisan yang berbasis di Kanada baru saja mempublikasikan penelitian terhadap implementasi pajak karbon di 14 negara OECD sampai dengan tahun fiskal 2020. Hasilnya, menurut Fraser Institute ternyata pajak karbon belum digunakan untuk atasi masalah lingkungan.

Direktur Studi Sumber Daya Alam Institut Fraser Elmira Aliakbari mengatakan, penelitiannya menunjukkan, pajak karbon yang dirancang dengan buruk bahkan di negara dengan penghasilan tinggi justru tidak memenuhi janji untuk pengurangan emisi.

Hasil penelitian Fraser Institute menyimpulkan, 74 persen dari penerimaan pajak karbon di negara anggota OECD langsung masuk ke kas umum pemerintah tanpa adanya penggunaan khusus. Artinya, tidak ada penggunaan spesifik atas penerimaan pajak karbon dalam belanja pemerintah.

Kemudian hanya 12 persen hasil penerimaan pajak dialokasikan untuk belanja yang berkaitan dengan isu lingkungan hidup. Lalu sisanya sebanyak 14 persen hasil pungutan pajak karbon dikembalikan kepada pembayar pajak dalam bentuk insentif kredit pajak.

Baca Juga  Seluruh Hakim dan ASN Pengadilan Negeri Jakbar Telah Lapor SPT

“Analisis kami menemukan bahwa, rata-rata, 74 persen dari pendapatan pajak karbon di negara-negara OECD berpenghasilan tinggi langsung masuk ke anggaran umum mereka tanpa alokasi untuk pengeluaran tertentu, sementara 12 persen dibatasi.” Demikian tulis Elmira dalam laporan bertajuk Carbon Pricing in High-Income OECD Countries seperti dikutip dari laman resmi Fraser Institute Jumat (23/9/22).

Menurut penelitian itu juga, pajak karbon yang berlaku di negara-negara OECD menjadi beban baru bagi kegiatan ekonomi. Tujuan utama pajak karbon untuk menurunkan emisi tidak benar-benar dilakukan oleh sebagian besar negara OECD. Dengan demikian, hal itu justru meningkatkan biaya usaha dan menghalangi kegiatan investasi baru dan kesempatan kerja.

Baca Juga  Sri Mulyani: Penerimaan Pajak Hingga 15 Maret 2024 Terkontraksi Penurunan Harga Komoditas

Sementara itu, dalam laporan terbarunya, Fraser Institute juga mengkritik beijakan pemerintah Kanada terkait rencana pemerintahan Perdana Menteri Kanada Trudeau untuk melanjutkan rencana kenaikan pajak karbon 25 persen, meskipun harga minyak mencapai rekor tertinggi dan tingkat inflasi tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Kenaikan pajak karbon 25 persen itu menurut Fraser Institute akan meningkatkan biaya emisi gas rumah kaca dari 40 dollar Kanada per ton menjadi 50 dollar Kanada per ton. Hal ini akan memperburuk kenaikan biaya hidup bagi orang Kanada.

“Dan ini baru permulaan karena Ottawa berencana menaikkan pajak karbon federal menjadi 170 dollar Kanada per ton selama delapan tahun ke depan.

Fraser Institute juga memperkirakan bahwa tahun ini, 60 persen rumah tangga di Alberta, Ontario, Saskatchewan dan Manitob, yakni empat provinsi yang akan dikenakan pajak karbon federal akan membayar lebih banyak pajak karbon (dengan memperhitungkan biaya langsung dan tidak langsung) daripada yang mereka mendapatkan potongan harga. Pada tahun 2030 mendatang, 80 persen rumah tangga di Ontario dan Alberta akan menjadi lebih buruk dan 60 persen akan lebih buruk di Manitoba dan Saskatchewan.

Baca Juga  Airlangga Tawarkan Peluang KEK ke Investor Singapura

Secara keseluruhan tahun ini, rata-rata, orang Ontario akan membayar 276 dollar Kanada per rumah tangga karena pajak karbon federal. Pada tahun 2030, kerugian rata-rata untuk orang Ontario akan menjadi 1.416 dollar Kanada per rumah tangga.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *