in ,

Indonesia Kenakan Pajak Tinggi Ekspor Bahan Baku

“Indonesia membuka diri agar semua negara bisa ikut ambil bagian membangun industri kendaraan listrik dan ekosistemnya di Indonesia. Menurut kami, ini kebijakan politik internal negara tertentu,” tambah Bahlil.

Ia mencontohkan, perusahaan asal Jerman Volkswagen AG (VW) dan BASF awalnya berencana untuk investasi baterai listrik, namun hingga tahap pengembangan, kedua perusahaan hanya membangun prekursor (senyawa yang menjadi pembentuk bahan lain). Dengan demikian, seharusnya kedua perusahaan itu akan dikenakan pajak ekspor yang lebih tinggi. Namun, karena prekursor merupakan hasil olahan nikel, maka pajak yang dikenakan akan lebih kecil dibandingkan perusahaan mengekspor bahan baku mentah atau belum diolah.

“Dia akan bangun sampai prekursor, selebihnya dia ekspor. No problem. Palingan dia akan dikenakan pajak ekspor yang jauh lebih kecil ketimbang dia harus ekspor dari bahan baku HPAL (high pressure acid leach),” tambahnya.

Baca Juga  Kanwil DJP Jaksus dan Politeknik Jakarta Internasional Teken Kerja Sama Inklusi Perpajakan

Sebagai informasi, tahapan pengembangan baterai kendaraan listrik yaitu penambangan, pemurnian (smelting/refinery), prekursor, battery cell, battery pack, baru kemudian daur ulang (recycling).

Selain itu, Bahlil berharap, WEF 2022 menjadi forum kolaborasi dunia untuk mewujudkan ekonomi dan industri hijau. Di kesempatan ini Indonesia juga menawarkan dua kawasan industri terbaik di Indonesia untuk dikembangkan.

Ditulis oleh

Baca Juga  Manfaat dan Syarat Mendapatkan Izin Pusat Logistik Berikat

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *