in ,

Budidaya Tanaman Hias Penyelamat Perekonomian

Budidaya Tanaman Hias Penyelamat Perekonomian
FOTO: IST

Selama pandemi melanda Indonesia, pola hidup masyarakat berubah. Salah satu dampak dari adanya perubahan tersebut adalah terjadinya fenomena budidaya tanaman hias yang semakin meningkat. Para pembudidaya tanaman hias yang awalnya melakukan budidaya hanya sekadar hobi untuk mengobati rasa bosan, ternyata hasil budidaya tersebut menjadi peluang bisnis baru yang cukup menjanjikan sebagai penyelamat perekonomian.

Selama pandemi, permintaan akan tanaman hias terus mengalami peningkatan karena tanaman hias merupakan salah satu komoditas yang dapat mengobati stres bagi sebagian besar masyarakat di berbagai dunia, termasuk Indonesia.

Nur Tri Aries Suestiningtyas, selaku Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa tanaman hias itu seperti tren adibusana yang pesonanya tidak pernah redup karena selalu ada jenis tanaman hias yang menjadi primadona setiap waktu yang mencuri perhatian para florist maupun masyarakat. Budidaya tanaman hias akan selalu dibutuhkan manusia baik untuk menyalurkan hobi maupun mendukung perdagangan komoditas pertanian dan perekonomian.

Baca Juga  Indonesia Prima Luncurkan Primabiz, Dorong UKM Menuju Kesuksesan Global

Dengan adanya peluang tersebut, para pembudidaya tanaman hias di Indonesia dapat memperoleh penghasilan yang tinggi dari penjualan tanaman hias yang dilakukannya selama pandemi. Di antara mereka ada yang mendapat omzet per bulan sebanyak Rp 15 juta, Rp 40 juta, ada pula Rp 500–600 juta per bulan. Bahkan ada yang mendapatkan omzet Rp 1 miliar selama sebulan.

Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat terjun pada bisnis budidaya tanaman hias. Karena bagi mereka, keuntungan dari bisnis ini selain untuk mengobati rasa bosan juga dapat menghasilkan cuan.

Ditulis oleh

Baca Juga  Bank DKI Raih Penghargaan ESG Recognized Commitment

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *