in ,

Pacu Industri Syariah Lewat Literasi di Perguruan Tinggi

Sri Mulyani yakin, suatu cita-cita, termasuk pemulihan ekonomi nasional di Indonesia hanya bisa terjadi bila industrinya dikelola oleh SDM terbaik.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, masih banyak pekerjaan rumah yang menanti industri syariah, salah satunya masih rendahnya literasi keuangan dan perbankan syariah.

“Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi masyarakat soal keuangan perbankan syariah di bawah 9 persen. Jauh tertinggal dari literasi keuangan perbankan konvensional yang mencapai 40 persen,” ungkap Hery.

Lalu, angka inklusi keuangan syariah masih minim, yakni 9,1 persen—jauh dari catatan inklusi bank konvensional 76,2 persen. Hal ini kemudian berimbas pada penetrasi pasar keuangan dan perbankan syariah yang saat ini belum mencapai 7 persen.

Baca Juga  BCA Jadi “Brand” Perbankan Terkuat di Dunia Versi Brand Finance

“Indonesia tertinggal dari negara lain seperti Saudi Arabia 63 persen, Brunei 57 persen, dan Malaysia di kisaran 30 persen,” kata Hery.

Oleh sebab itu, BSI berinisiatif menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi lewat program SSBM yang sejatinya telah dilakukan sejak tahun 2020 bersama IPB. Menurut Hery, respons dan antusiasme mahasiswa untuk mengikuti program ini cukup baik, mahasiswa terdaftar mencapai 122 mahasiswa dengan rata-rata kehadiran di setiap pertemuan mencapai 95 persen.

Ditulis oleh

Baca Juga  Navigasi Keuangan Keluarga di Era Kenaikan Harga Pangan

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *