Pajak.com, Bogor – Untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan syariah di Indonesia, pemerintah melakukan sinergi implementasi program keuangan inklusif dengan menjadikan pemuda sebagai target prioritas.
Salah satu targetnya adalah Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah. Pasalnya, lembaga otonom di bawah naungan PP Muhammadiyah ini memiliki posisi strategis dengan jumlah jaringan pemuda mencapai 28.159 unit, mulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. Selain itu, dengan estimasi total mahasiswa, siswa, dan santri diperkirakan mencapai empat juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan potensi untuk mendukung pencapaian target indeks inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90 persen.
Untuk mewujudkan potensi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaksanakan kegiatan bertajuk ‘Sinergi implementasi Keuangan Inklusif bagi Pemuda dan Mahasiswa Muhammadiyah’. Kegiatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Program Peningkatan Inklusi Keuangan Syariah antara PP Pemuda Muhammadiyah dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk, PT Pegadaian, Layanan Syariah LinkAja, serta Asosiasi CEO Master Mind Indonesia. Edukasi keuangan syariah juga menjadi rangkaian acara.
“Pemuda merupakan salah satu kelompok target prioritas dalam hal perluasan akses layanan keuangan,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam keterangan tertulis.
Comments