in ,

Bullish dan Bearish, Siklus diwaspadai Investor

Bullish dan Bearish
FOTO: IST

Bullish dan Bearish, Siklus diwaspadai Investor

Pajak.com, Jakarta – Pasar kripto terus mengalami pekan yang buruk, ditambah bangkrutnya bursa kripto FTX dan pengunduran diri CEO sekaligus miliarder Sam Bankman-Fried membuat investornya semakin ketar-ketir. Gejolak harga yang sering tak terarah itu juga diiringi siklus kripto yang dikenal dengan bull market (bullish) dan juga bear market (bearish). Sejatinya, apa yang dimaksud dengan siklus kripto bullish dan bearish yang membuat investor selalu waspada ini?

“Bullish”

Bull market alias  bullish sejatinya merupakan bagian alami dari siklus pasar kripto saat harga-harga aset mengalami kenaikan atau menguat. Biasanya, pasar akan bullish atau seolah percaya diri layaknya banteng bertanduk yang siap bertarung jika didukung oleh situasi perekonomian yang kondusif.

Dari riwayatnya, istilah bull market diadopsi dari cara bertarung seekor banteng yang tengah menghadapi musuhnya, yakni dengan menyerudukkan tanduknya ke atas. Sekitar tahun 1500-an, pertarungan banteng dengan anjing begitu populer di Inggris, sampai-sampai diselenggarakan beberapa kali dalam seminggu. Bahkan, di setiap kota memiliki arena pertarungan banteng sendiri.

Sementara berdasarkan akar bahasa Jerman, kata “bull” memiliki arti mengembang atau membumbung. Itulah mengapa, istilah bull dirasa tepat untuk menggambarkan dinamika pasar saham atau kripto yang cenderung mengalami kenaikan.

Mengutip Investopedia, definisi pasar bullish berlangsung ketika harga aset meningkat di atas 20 persen, setelah aset mengalami penurunan harga sebesar 20 persen, dan sebelum kemudian disusul dengan penurunan kembali sebesar 20 persen.

Sederhananya, kondisi bull market tercipta dari adanya sikap optimisme para investor yang berkeyakinan dan berharap bahwa hasil penjualan kripto semakin kuat dan berkelanjutan selama beberapa bulan bahkan tahunan.

Tentu, kondisi bull market sulit diprediksi secara konsisten karena tren pasar begitu fluktuatif, sehingga bisa saja berubah sewaktu-waktu. Bahkan, bagian ini memengaruhi efek psikologis dan spekulasi yang terkadang memainkan sebagian besar peran dalam dunia perkriptoan.

Meski demikian, kecenderungan bull market dapat diketahui dan diprediksi untuk pengambilan keputusan investasi yang sekiranya dirasa tepat. Setiap investor tentu akan berharap terjadinya bull market, di mana harga kripto punya kecenderungan melesat dan mereka bisa membeli lebih banyak (greed).

“Bearish”
Baca Juga  Navigasi Keuangan Keluarga di Era Kenaikan Harga Pangan

Berlawanan dengan bull market, bear market atau bearish adalah situasi ketika harga aset sedang mengalami penurunan. Penggunaan istilah bear market terinspirasi dari teknik beruang saat bertarung dengan musuhnya, banteng. Beruang akan menghunjamkan cakarnya ke bawah, sedangkan banteng menyerudukkan tanduknya ke atas.

Sebagaimana bull market, bear market juga sangat sulit untuk diprediksi durasi serta angka maksimal paling bawahnya. Yang perlu diingat, kondisi bear market bisa sangat berbahaya bagi investor atau trader pemula. Pasalnya, jika mengambil keputusan yang salah, mereka bakal kehilangan banyak uang—terutama jika membeli aset dengan fundamental yang lemah.


Namun, di sisi lain periode bear market yang biasanya bersifat sementara ini dimanfaatkan oleh investor yang cerdas. Mereka tahu bahwa itu adalah masa yang tepat untuk memperoleh aset dengan harga murah, dan bakal menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi ketika pasar rebound dan harga kembali naik.

Ciri-ciri tren bear market

Ciri-ciri tren bear market adalah pesimisme para investor terhadap harga pasar yang terus menurun, sehingga jumlah permintaan atau pembelian aset kripto pun semakin rendah.
Mengutip Coin Telegraph, investor pada masa bear market yang merasa pesimistis dengan prospek pasar kripto cenderung akan menjual asetnya, dan tidak membeli aset (fear). Bear market ditandai dengan penurunan harga aset kripto sebanyak lebih dari 20 persen dari harga tertinggi sebelumnya atau harga all time high (ATH).

Indikator “Bullish” dan “Bearish”

Tentu, setiap investor atau trader sangat menantikan dan berharap terjadinya bullish atau ketika harga-harga aset kripto menguat. Namun, layaknya saham, harga aset digital ini juga sangat dinamis. Namun, sebagai investor ulung, tentunya Anda dapat melihat indikator kapan akan terjadinya periode bullish atau bearish.

Indikator kapan akan terjadinya periode bullish atau bearish

Sebagai investor ulung, tentunya Anda dapat melihat indikator kapan akan terjadinya periode bullish atau bearish. Kapan sajakah itu?

Baca Juga  Wamenkeu: Hampir Semua Investor Eropa Tekankan Prinsip ESG dan Ekonomi Hijau 

Pertama, kebijakan moneter dan tokenomics. Sejatinya, tren pasar bergantung kepada tata kelola persediaan aset kripto yang ditentukan dalam kebijakan moneter, sementara dampaknya terhadap investor kripto disebut sebagai tokenomics.
Banyak juga terjadi pengelola koin punya tata kelola sendiri untuk menentukan jumlah aset kripto yang beredar, yang diputuskan melalui cara yang demokratis (dengan pemungutan suara berdasarkan jumlah kepemilikan aset kripto), atau metode yang lebih terpusat dengan dewan khusus yang mengendalikan tata kelola persediaan aset kripto.

Kedua, regulasi pemerintah atau instansi yang berkepentingan. Kripto merupakan aset digital yang diperdagangkan dalam pasar kripto. Adanya regulasi maupun kebijakan baru seputar kripto tentu dapat memengaruhi permintaan maupun penawaran aset. Kondisi ini bisa terjadi lantaran pemerintah punya wewenang untuk mengatur, mengenakan pajak, atau bahkan melarang kegiatan perkriptoan
Investor kripto di Indonesia tidak hanya perlu paham soal regulasi kripto di Indonesia, tetapi juga mengamati bagaimana dua negara adikuasa Tiongkok dan Amerika Serikat dalam mengatur kegiatan kripto di negara masing-masing.

Ketiga, hukum alam investasi kripto. Kunci untuk memprediksi kedua tren ini dapat dilihat hukum yang berlaku yaitu permintaan dan penawaran. Artinya, jika Bitcoin atau aset kripto lain sebagai metode pembayaran dan aset investasi semakin diterima oleh masyarakat, maka semakin cerah pula masa depan kripto.
Dalam bull market, jumlah permintaan bakal tinggi, sehingga pasokan aset semakin berkurang dan harga aset pun meningkat. Sebaliknya, dalam bear market, jumlah permintaan cenderung sedikit karena hanya sedikit investor yang membeli aset tersebut, sehingga harga aset pun semakin menurun karena pasokan aset berlimpah.

Keempat, sentimen pasar atau komunitas kripto. Sentimen pasar dalam hal ini komunitas kripto merupakan kondisi yang menggambarkan reaksi psikologis dan fisiologis yang diperlihatkan melalui berbagai macam forum dan media sosial. Pada prediksi bear market, banyak orang yang akan mengumumkan untuk menjual aset kripto sebelum harganya terus menurun, diiringi dengan rasa panik dari trader yang terlikuidasi akibat leverage trading. Setelah beberapa pekan, umumnya akan banyak orang yang menyebutkan kalau tren sudah memasuki bear market.
Sementara dalam prediksi bull market, Anda akan melihat euforia dan percaya diri tinggi yang dirasakan oleh komunitas kripto secara umum. Mereka akan pula mengumumkan di media sosial jika berhasil memilih aset yang memiliki kenaikan besar. Periode ini juga diisi oleh banyak pemberitahuan untuk hold on for dear life (HODL) atau menahan menjual aset kripto sebelum harga mencapai puncaknya.

Kelima, analisis golden cross dan death cross. Indikator lainnya yang bisa Anda gunakan untuk mengenali tren bullish dan bearish adalah kedua indikator analisis teknikal, yang digunakan untuk melihat momentum perpindahan dari bear market menjadi bull market atau sebaliknya.

Baca Juga  “Tips” Kelola THR Agar Tidak Habis Begitu Saja

Golden cross merupakan sebuah fenomena ketika garis moving average berada di angka 50 hari bersilangan pada satu titik, dan bergerak di atas moving average 200 hari. Moving average merupakan pergerakan rata-rata aset yang dibagi menjadi pergerakan jangka pendek (50 hari) dan panjang (200 hari).

Nah, golden cross terjadi jika MA jangka pendek tiba-tiba bergerak cepat ke atas, menandakan kenaikan harga dan terjadinya perubahan tren dari bear market menjadi bull market. Sementara, death cross merupakan perubahan momentum pasar yang menandakan perpindahan dari bull market menjadi bear market.

Kondisi ini akan terjadi jika moving average 50 hari bersilang dengan moving average 200 hari dan jatuh ke bawahnya. Setelah itu, terus berada di bawah garis moving average 200 hari yang menandakan bahwa harga aset kripto akan terus menurun.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *