“Kami percaya kerja sama yang dijalin dengan BP Jamsostek ini merupakan langkah awal positif untuk kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai investor, terutama domestik, dalam berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia,” kata Ridha.
Direktur Investasi BP Jamsostek Edwin Michael Ridwan mengatakan, berdasarkan aturan yang ada total dana yang bisa diinvestasikan dalam penyertaan langsung sekitar 5 persen atau dengan posisi kelolaan saat ini sekitar Rp 25 triliun. Dana sebesar ini menurutnya butuh waktu penyalurannya, sehingga kerja sama dengan INA diharapkan bisa mempercepat.
“Saat ini sedang dilakukan revisi. Kalau sudah final dan bisa merevisi untuk investasi langsung hingga 10 persen dari dana kelolaan maka potensinya bisa semakin besar bisa sampai Rp 50 triliun. Itu hanya equity, di atasnya masih bisa instrumen obligasi dan yang lainnya,” kata Edwin.
Ia berharap, kerja sama antar dua lembaga ini juga mampu membuat diversifikasi risiko, mendistribusikan dana investasi ke instrumen investasi alternatif jangka panjang dengan yield yang optimal, dan sejumlah keuntungan lainnya.
Comments