in ,

Bitcoin Tak Bisa Lagi untuk Pembelian Mobil Tesla

Akibat cuitan Musk itu, harga bitcoin pun kian menurun drastis. Mengutip Channel News Asia, Jumat (14/5/2021), mata uang kripto itu turun menjadi 45.700 dollar AS atau setara dengan Rp 648 juta (kurs Rp 14.200). Terbaru, bitcoin kembali turun 1,6 persen menjadi 48.595 atau Rp 690 juta.

Selain karena cuitan Musk, aksi jual bitcoin dipengaruhi oleh proses penyelidikan AS ke Binance, yakni aplikasi pertukaran aset kripto ke kripto, misalnya bitcoin ke altcoin. Departemen Kehakiman AS dan Internal Revenue Service telah mencari informasi soal bisnis yang dijalani Binance.

Sebagai informasi, Laporan dari US Senate Committee on Energy and Natural Resources yang diterbitkan pada Agustus 2018 lalu mengklaim bahwa sekitar 1 persen dari total konsumsi energi listrik global dihabiskan untuk melakukan penambangan bitcoin.

Baca Juga  Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Investasi Tanah

Ada beragam tipe komputer untuk menambang bitcoin. Belakangan, banyak yang sudah beralih memakai komputer berbasis Application-Specific Integrated Circuit (ASIC) yang lebih efisien dalam melakukan mining. Meskipun demikian, konsumsi listriknya tetap besar. Namun, menurut Universitas Cambridge dan Badan Energi Internasional menunjukkan, penambangan bitcoin memakan jumlah energi yang hampir sama setiap tahunnya.

Universitas Cambridge menggunakan model pendekatan berdasarkan ketersediaan mining rig ASIC di pasaran dan tingkat efisiensinya untuk memperkirakan berapa besar energi listrik yang digunakan oleh jaringan bitcoin secara global. Dari pendekatan itu diperoleh gambaran bahwa konsumsi listrik komputer-komputer di jaringan saat ini kira-kira sebesar 130 terawatt-hour (TWh) per jam.

Baca Juga  Sri Mulyani Apresiasi Komitmen Investasi IFC 9,6 Miliar dollar AS

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *