in ,

ASEAN Perkuat Penggunaan Mata Uang Lokal

ASEAN Perkuat Penggunaan Mata Uang Lokal
FOTO: KLI Kemenkeu

ASEAN Perkuat Penggunaan Mata Uang Lokal

Pajak.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, saat ini terjadi penurunan penggunaan dollar Amerika Serikat (AS) atau dedolarisasi di dunia. Berdasarkan International Monetary Fund (IMF), penggunaan dollar dalam transaksi perdagangan menurun menjadi 50 persen dari sebelumnya 70 persen. Untuk itu, ASEAN mulai perluas dan perkuat penggunaan local currency transaction (mata uang lokal), seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

“Seperti yang dirilis oleh IMF yang kemarin, penggunaan dollar (AS) dalam transaksi perdagangan, yang dulunya 70 persen turun, turun, dan terus turun, sekarang mendekati 50 persen. Dan ini yang kita sebut diversifikasi currency yang semakin mendukung stabilitas moneter, nilai tukar, dan juga stabilitas sistem keuangan global,” ungkap Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Kantor LPS, Jakarta, (9/5).

Baca Juga  Zakat Fitrah: Besaran dan Cara Bayar Lewat Aplikasi BCA

Maka tak heran, bila negara ASEAN mulai memperkuat penggunaan local currency transaction secara bilateral alias tidak lagi menggunakan dollar AS ketika melakukan perdagangan internasional, investasi, maupun sistem pembayaran.

“Indonesia-Malaysia (rupiah-ringgi), Indonesia-Thailand (rupiah-baht), dan lainnya. Transaksi perdagangan dan investasi maupun juga sekarang antara sistem pembayaran dengan local currency transaction secara bilateral tidak lagi melalui konversi atau nilai tukar. Dengan Jepang juga sudah berjalan cepat. sebelumnya dengan Cina (Republik Rakyat Tiongkok) juga sudah berjalan cepat dan minggu lalu kemarin sudah tanda tangan dengan Korea Selatan,” ujar Perry.

Dengan semakin luasnya penggunaan local currency, stabilitas nilai tukar juga akan lebih terjaga. Artinya, hal itu akan menghemat biaya perdagangan karena transaksinya menjadi lebih murah.

Baca Juga  Insight Investments: Tren Anak Muda Pilih Investasi Reksa Dana Berbasis ESG

“Misalnya, dulu kawan-kawan ke Thailand, atau orang Thailand ke sini, dari sini dari rupiah, tukar ke dollar (AS) dulu. Dari dollar (AS) tukar ke baht, kemudian beli oleh-oleh di sana. Sekarang, kan, cukup dengan hp (handphone) saja, QR kita sudah menyambung dengan QR (quick response) mereka. Secara cepat bisa selesai, biaya transaksi akan lebih murah. Kita akan terus kembangkan dengan negara-negara kawasan,” kata Perry.

Demi memperkuat sistem pembayaran Indonesia, BI tengah membangun integrasi melalui Standar Nasional Open API (SNAP) yang dikonsolidasikan dengan seluruh industri pembayaran, baik perbankan, perusahaan jasa pembayaran, maupun marketplace dan/atau e-commerce.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgievas menginformasikan bahwa dollar AS secara bertahap kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia.

“Ada pergeseran bertahap dari dollar (AS), dulunya 70 persen dari cadangan, sekarang sedikit di bawah 60 persen. Meski belum bisa tergantikan dalam waktu dekat, euro, pound (Inggris), yen (Jepang), dan yuan (Cina) sudah memainkan peran yang sangat sederhana,” ungkap Georgievas di acara Global Milken Institute 2023 beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga  Definisi dan Keuntungan Reksa Dana Penyertaan Terbatas

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *