in ,

Ekonom: KTT ASEAN 2023 Momentum Perluas Kerja Sama LCT

ASEAN 2023 LCT
FOTO: IST

Ekonom: KTT ASEAN 2023 Momentum Perluas Kerja Sama LCT

Pajak.comJakarta – Keketuaan ASEAN 2023 dinilai sebagai momentum Indonesia untuk memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT). Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, LCT dapat memberikan dampak positif yang bersifat jangka panjang terhadap stabilitas mata uang bila terimplementasikan dengan baik.

Pasalnya, LCT berperan dalam mengurangi ketergantungan negara terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Artinya, negara-negara yang terlibat dalam kerja sama LCT bisa menghindari risiko dari fluktuasi dollar AS.

“Saya pikir LCT adalah upaya yang cukup panjang dan Indonesia bisa memanfaatkan Keketuaan ASEAN 2023 untuk mendorong LCT bisa dipakai di banyak negara,” kata Bhima di Jakarta, dikutip Pajak.com, Jumat (5/5).

Bhima juga mengemukakan, inisiatif LCT merupakan opsi terbaik yang bisa dilakukan untuk memperkuat kerja sama keuangan di kawasan saat ini. “Saya kira itu yang paling rasional sebelum menggagas mata uang bersama di ASEAN, misalnya. Jadi, lebih baik fokus dulu pada pemanfaatan mata uang lokal,” jelas Bhima.

Baca Juga  Lippo Karawaci Libatkan Mitra Strategis dalam Menerapkan ESG

Ia pun merekomendasikan pemerintah untuk memberikan insentif kepada eksportir dan importir sebagai pelaku utama dalam transaksi perdagangan kawasan. Sebab, Bhima melihat penyerapan mata uang lokal di kalangan eksportir dan importir terbilang masih rendah.

Bhima mencontohkan, dalam transaksi perdagangan antara Thailand dan Indonesia, porsi penyerapan penggunaan mata uang lokal masih berada di kisaran 4 persen. Hal itu menunjukkan perdagangan logistik masih lebih banyak yang mengandalkan pembayaran dengan menggunakan mata uang nonlokal, seperti dollar AS dan euro. Padahal, potensi ekspor-impor antara Indonesia dengan Thailand cukup besar.

“Perlu kesiapan dari sisi perbankan untuk lebih banyak menyerap mata uang, seperti ringgit atau won. Dengan begitu, eksportir dan importir bisa menggunakan mata uang lokal untuk bertransaksi,” imbuhnya.

Senada dengan hal tersebut, Ekonom sekaligus Direktur Center of Reform of Economics (CORE) Piter Abdullah berpendapat jika inisiatif penggunaan mata uang lokal bisa membuat Indonesia menerima apresiasi positif dari negara-negara ASEAN.

“Saya kira inisiatif Indonesia mengajak banyak negara melakukan LCT sudah diapresiasi positif oleh negara-negara ASEAN,” kata Piter saat dihubungi terpisah.

Baca Juga  XL Axiata Raih Sertifikat “Carbon Disclosure Project”

Menurut Piter, LCT menjadi langkah yang sangat baik dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dollar AS. Ia juga optimistis penerapan LCT di kawasan ASEAN akan makin membesar dan meluas.

Ia meyakini, apabila semakin banyak negara yang bersepakat melakukan LCT, maka manfaat LCT akan makin besar—terutama dalam hal transaksi perdagangan dan ketergantungan terhadap dollar AS.

Meski begitu, implementasi LCT diakuinya masih membutuhkan dukungan tambahan. Betapa tidak, salah satu aspek penting dalam transaksi perdagangan adalah penawaran dan permintaan serta rantai pasok global. Piter menyebut penerapan LCT akan lebih optimal bila didukung dengan strategi pemenuhan kebutuhan rantai pasok global.

“Pemanfaatan LCT baru bisa maksimal apabila LCT melibatkan banyak negara dan terkait dengan rantai pasok global. Sementara kebutuhan impor negara-negara yang masih banyak dari Eropa dan Amerika yang membutuhkan euro dan dollar (AS), maka pemanfaatan LCT masih akan terbatas,” jelas Piter.

Meski demikian, Piter tetap optimistis bahwa dampak positif LCT akan meluas dan dapat dirasakan oleh negara-negara yang terlibat dalam kerja sama tersebut.

Baca Juga  Amartha dan CELIOS Luncurkan Fintech Media Toolkit

Sebagai informasi, LCT merupakan salah satu kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN+3 untuk memperkuat kerja sama keuangan di kawasan. Negara-negara ASEAN+3 mencakup 10 negara Asia Tenggara beserta China, Jepang, dan Korea. LCT bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS sehingga dapat memperkuat stabilitas mata uang masing-masing negara anggota.

Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan lima negara, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, China, dan Korea Selatan. Indonesia juga berencana mengoptimalkan momentum Keketuaan ASEAN 2023 untuk terus mendorong negara-negara ASEAN mengintegrasikan sektor perekonomian.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *