in ,

PTPI Capai Produksi Pupuk Tertinggi, Laba Rp 2,32 Triliun

“Perusahaan melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan efisiensi sehingga produk kita dapat bersaing dan memiliki penetrasi yang baik di pasar internasional maupun ke sektor perkebunan dan industri di dalam negeri,” kata Bakir.

Namun, ia memastikan, pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan dalam negeri masih menjadi prioritas. Hal itu untuk menjaga ketahanan pangan tengah pandemi Covid-19. “Sesuai amanah yang diberikan, kami tetap fokus pada pasokan pupuk untuk kebutuhan sektor pangan di dalam negeri,” tegas Bakir.

Dengan pencapaian itu, Pupuk Indonesia berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 71,87 triliun sepanjang tahun 2020.

“Komposisi pendapatan tersebut terdiri dari penjualan produk pupuk dan nonpupuk, penggantian biaya subsidi dari pemerintah, serta pendapatan dari bidang jasa. Angka ini masih berada di bawah target pemegang saham, walaupun masih cukup positif bila mengingat berbagai tantangan yang terjadi di tahun 2020,” kata Bakir.

Baca Juga  Airlangga Ungkap Dampak Eskalasi Konflik Iran - Israel bagi Perekonomian Nasional

Menurutnya, faktor belum optimalnya pencapaian itu karena jatuhnya harga komoditi urea dan amoniak di pasar internasional.

“Walaupun secara volume penjualan kita ke sektor komersil meningkat, namun karena harga komoditi turun hingga rata-rata 20 dollar AS dibandingkan tahun 2019, jadi cukup mempengaruhi perolehan laba,” tambahnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *