in ,

PIS Siapkan Peta Jalan Energi Ramah Lingkungan

PIS Siapkan Peta Jalan Energi Ramah Lingkungan
FOTO: IST

Pajak.com, JakartaPertamina International Shipping (PIS) memastikan mendukung dan telah menyiapkan peta jalan penggunaan energi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon. Direktur Utama PIS Erry Widiastono mengatakan, langkah penggunaan energi yang ramah lingkungan juga sesuai dengan komitmen mayoritas perusahaan di dunia yang telah mengarah pada enviromental, social, and governance (ESG).

“Kami mengarah pada green cargo. Ke depan kami akan berkonsentrasi pada kargo-kargo yang lebih hijau dalam hal ini LPG (liquefied petroleum gas) dan LNG (liquefied natural gas) yang tentu sejalan dengan program pemerintah nantinya, yaitu DME,” kata Erry saat webinar bertajuk Linking Investment and Business Prospects cof Integrated Marine Logistics in Indonesia: An Outlook 2022 yang diselenggarakan Energy and Mining Editor Society (E2S), pada (28/12).

Baca Juga  PLN Wakili Indonesia, Raih Gelar PMO Terbaik di Asia Pasifik

Untuk mencapai itu, ia menyebutkan, PIS telah membuat peta jalan agar menjadi green integrated marine logistics company. Peta jalan itu dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, untuk kegiatan operasi hingga tahun 2030, pengurangan carbon footprint dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersulfur rendah atau low sulfur fuel oil (LSFO). Secara simultan, ada penggunaan marine diesel oil (MDO).

Kedua, PIS akan mengurangi konsumsi bahan bakar dengan mengurangi kecepatan kapal, pembersihan lambung kapal secara berkala, minimum ballast navigation, dan pengoptimalan rencana pelayaran. Selain itu, PIS akan menerapkan ballast water treatment system, dan penerapan instalasi scrubber.

“Di tahap kedua atau mulai tahun 2030 sampai 2040, perusahaan akan menggunakan teknologi dual fuel vessels. Selanjutnya kapal-kapal yang digunakan juga ramah lingkungan. Langkah ini diambil untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dengan mengintegrasikan panel surya dengan kapal, mengoptimalkan propeller, injektor kecepatan dan teknologi baru. PIS juga mau mengurangi zat berbahaya bagi lingkungan,” jelas Erry.

Baca Juga  Prabowo Janjikan Indonesia Bakal Swasembada Pangan dalam 4 Tahun Mendatang

Ketiga, setelah tahun 2040, PIS menargetkan ada netral karbon, seperti dengan menerapkan penggunaan baterai, hydrogen fuel cell, ammonia-fueled tanker, dan electric tanker.

PIS juga melaksanakan dua tahap restrukturisasi yang sejalan dengan proses peta jalan itu. Pertama, restrukturisasi tahap ini meliputi transfer kepemilikan 71 kapal milik PT Pertamina (Persero) kepada PIS. Kemudian transfer 99,99 persen saham PT Peteka Karya Tirta/PKT dari Pertamina kepada PIS. Kedua, pada restrukturisasi tahap ini melakukan spin-off bisnis enam terminal kepada PKT. Kemudian melakukan pengalihan saham PKT milik Pertamina kepada PIS, sehingga PKT menjadi anak perusahaan PIS.

“Di sisi efisiensi operasional, restrukturisasi dapat mengintegrasikan tonase domestik-internasional sehingga apabila tonase yang ideal bisa dikomersilkan dan ini berdampak pada terjadinya shipping cost sebesar 0,4 dollar AS per kilo liter,” kata Erry.

Baca Juga  Electric Run 2024, PLN Ajak Pelari Gaungkan Semangat Ramah Lingkungan

Ia menyebutkan, hingga kuartal III-2021, aset tetap PIS tercatat kurang lebih sebesar 2,9 miliar dollar AS, net income mencapai kurang lebih 105 juta dollar AS, ekuitas 1,7 miliar dollar AS, gross profit margin mencapai 12,2 persen, net income margin 7,7 persen, dan operating profit margin menyentuh 8 persen.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *