in ,

Pertumbuhan E-commerce Diikuti Infrastruktur Logistik

Pertumbuhan E-commerce Diikuti Infrastruktur Logistik
FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Tokopedia berharap pertumbuhan transaksi e-commerce dapat diikuti dengan pengembangan infrastruktur logistik yang memadai. Jika tidak, Indonesia akan terus memiliki predikat sebagai negara dengan biaya logistik termahal di Asia, yakni sebesar 24 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Associate Vice President of Fulfillment Tokopedia Erwin Dwi Saputra mengutip data Indonesia (BI) yang memprediksi nilai transaksi e-commerce pada 2022 mencapai Rp 530 triliun. Namun, bertumbuhnya bisnis e-commerce masih memiliki tantangan geografis terkait infrastruktur logistik.

“Indonesia negara kepulauan. Pembeli bisa di pulau, sementara penjualnya di Jakarta atau di Bandung. Ini tantangan bagi kami untuk memberi layanan yang sama,” kata Erwin dalam webinar Regional Summit 2021 bertajuk Membangun Tulang Punggung Ekspansi E-Commerce, pada (30/11).

Baca Juga  Berdampak Signifikan, Program CSR PLN Borong Penghargaan di Asian Impact Awards 2024

Ia menuturkan, untuk mengatasi tantangan itu Tokopedia terus menjalin kemitraan dan menambah jumlah kurir agar dapat mengakses seluruh titik di Indonesia. Tokopedia mengklaim bisa tetap menjaga kualitas produk dengan layanan pengiriman cepat di tengah volume penjualan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang naik 3 hingga 5 kali lipat saat pandemi.

“Hingga kini Tokopedia saat ini bermitra dengan 13 kurir pengiriman dan telah menjangkau 99 persen kecamatan di seluruh Indonesia. Tokopedia memberi solusi kepada pedagang dalam hal logistik, yaitu menyediakan toko cabang yang memberi layanan kepada penjual untuk menitipkan barang di gudang,” kata Erwin.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Asperindo Budiyanto Darmastono mengakui, pertumbuhan e-commerce yang cukup besar di Indonesia memang tidak sebanding dengan infrastruktur transportasi.

Baca Juga  Pembatasan BBM Bersubsidi per 1 Oktober Resmi Batal

“Kami melihat infrastruktur transportasi belum memadai secara maksimal, yaitu belum terintegrasi, khususnya di pelabuhan dan bandara. Artinya, laut dan udara belum terintegrasi,” ungkap Budiyanto.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *