in ,

Perekonomian Sri Lanka, Ancaman Kebangrutan 9 Negara

Melonjaknya harga minyak mentah di Pakistan telah mendorong naiknya harga bahan bakar, hingga memicu kenaikan biaya lainnya. Mata uang rupee Pakistan pun merosot 30 persen terhadap dollar AS sejak 2021 dan cadangan devisa pun turun menjadi hanya 13,5 miliar dollar AS atau setara dua bulan impor. Inflasi Pakistan saat ini sudah mencapai 21,3 persen.

8. Zimbabwe

Pada tahun 2008 silam, Zimbabwe pernah menyandang status hiperinflasi. Artinya, inflasinya mencapai 500 miliar persen. Saat ini kekhawatiran semakin menghantui karena inflasi Zimbabwe sudah menyentuh 130 persen.

Masalah ekonomi Zimbabwe berlangsung sejak sebelum pandemi dan semakin parah karena korupsi, rendahnya investasi yang masuk, dan tumpukan utang. Ditambah lagi, warga Zimbabwe tidak memercayai mata uang negara sendiri dan memilih menyimpan uang dalam bentuk dollar AS.

Baca Juga  SMF Dorong Pembiayaan Perumahan Berkelanjutan dan Pengembangan ESG

9. Turki

Turki menghadapi krisis setelah inflasi mencapai lebih dari 78 persen. Sejak tahun lalu, mata uang lira Turki telah jatuh ke posisi terendah sepanjang masa terhadap euro dan dollar AS. Kebijakan pemangkasan pajak dan subsidi bahan bakar untuk meredam lonjakan inflasi yang diambil Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan nyatanya gagal mendorong Turki keluar dari krisis.

Ditulis oleh

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *