in ,

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Normal

Kendati demikian, Sri Mulyani menegaskan, pemulihan ekonomi masih dibayangi oleh sejumlah tantangan, antara lain peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara. Hal itu tentu saja akan menyebabkan gejolak perekonomian dunia yang berdampak pada Indonesia.

Oleh karena itu, KSSK terus berupaya menjaga stabilitas makro maupun moneter. Bank Indonesia (BI) memastikan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar. Gubernur BI sekaligus anggota KSSK Perry Warjiyo mengatakan, BI sudah memiliki kebijakan triple intervention, yang bahkan sudah dilakukan bank sentral selama ini.

“Yaitu BI melakukan intervensi di pasar spot, pasar domestic nondeliverable forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder,” kata Perry.

Baca Juga  Panduan Mudah Tukar Uang Baru dengan Aplikasi PINTAR

Selain menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, BI juga tetap menjaga stabilitas moneter, yaitu dengan menurunkan suku bunga secara agresif sehingga saat ini suku bunga bergerak di level 3,5 persen atau terendah sepanjang sejarah.

Dari sisi makroprudensial, BI juga menyusun kebijakan akomodatif dengan mempertahankan rasio countercyclical buffer (CCB) sebesar nol persen. Perry menjelaskan, ada juga kebijakan rasio penyangga likuiditas makro prudensial (PLM) sebesar 6 persen dengan fleksibilitas repo 6 persen; rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) syariah sebesar 4,5 persen dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5 persen.

Ditulis oleh

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *