in ,

KAI Terapkan ESG, Capai Ekosistem Transportasi Berkelanjutan

KAI Terapkan ESG
FOTO: PT. KAI

KAI Terapkan ESG, Capai Ekosistem Transportasi Berkelanjutan

Pajak.com, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia/ KAI (Persero) berkomitmen terapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) dalam menjalani bisnis untuk menciptakan ekosistem transportasi berkelanjutan.

“Kereta api merupakan moda transportasi yang berkelanjutan mendukung net zero emission pada 2060. Di era yang mengedepankan ESG ini kereta api akan menjadi pendorong utama untuk angkutan berbasis environment. Aksi nyata KAI dalam menerapkan ESG, antara lain pemakaian bio solar untuk kereta api, penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran, serta kegiatan-kegiatan TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) di bidang lingkungan hidup ataupun pendampingan UMKM (usaha mikro kecil menengah),” jelas Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com (10/11).

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Ia menyebutkan, KAI telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Panel Surya di Stasiun Gambir dan Gedung Jakarta Railway Center. Pengembangan ini juga didukung oleh Pertamina Power & New Renewable Energy (NRE). Ke depan, KAI akan memasang solar panel serupa di 40 stasiun.

“Untuk bahan bakar kereta api, saat ini KAI telah menggunakan Biosolar B30, yang berarti 30 persen dari campuran tersebut terdiri dari bahan bakar yang berasal dari sumber nabati atau organik, seperti dari minyak kelapa sawit, jarak, atau dari beragam bahan organik lainnya,” ungkap Agus.

Ia menuturkan, Biosolar B30 memiliki emisi gas buang yang lebih rendah sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara. Bahkan di beberapa titik di Sumatera, KAI sudah menggunakan Biosolar B35—berarti tingkat ramah lingkungannya lebih tinggi.

Baca Juga  Menlu Retno: Indonesia Diplomasi Redakan Ketegangan Iran dan Israel

“Salah satu kelebihan kereta api, yaitu kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton barang atau seukuran dua truk kontainer. Sementara pada satu rangkaian kereta api angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus. Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk. Oleh karena itu, pemanfaatan kereta api menjadi lebih ramah lingkungan karena penggunaan BBM (bahan bakar minyak) yang lebih rendah dan minim polusi,” ujar Agus.

Secara simultan, KAI juga menggelar program TJSL untuk mendukung pelaku UMKM, antara lain dengan memberikan bantuan permodalan, meningkatkan softskill melalui pelatihan, serta mengikutsertakan dalam berbagai kegiatan pameran baik berskala nasional ataupun internasional.

“Saat ini, terdapat 660 mitra binaan aktif KAI yang tersebar di seluruh daerah operasional Jawa dan Sumatera. Pada tahun 2023 ini, hingga bulan Oktober, KAI telah menyalurkan dana sebesar Rp 3,8 miliar bagi UMKM binaannya melalui program kolaborasi,” ungkap Agus.

Baca Juga  Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Kerja Sama Pemensiunan Dini Pembangkit Listrik Batu Bara

Dengan demikian, penerapan ESG di KAI bukan hanya menjadi pelopor dalam transportasi berkelanjutan, tetapi juga berperan dalam menciptakan nilai jangka panjang untuk semua pemangku kepentingan.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *