in ,

Jokowi Dorong Penghentian Impor Obat dan Alat Kesehatan

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Dimana hal Ini merupakan bagian dari pembentukan ekosistem untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

“Kita tahu, ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” imbuhnya.

Perlu diketahui, Kementerian BUMN telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk atau holding company yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit BUMN yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Secara bisnis, Erick berharap bahwa Bio Farma dapat membuka peluang-peluang baru dalam industri kesehatan seperti vaksinasi.

Baca Juga  Catat! Jadwal Rekayasa Lalin Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

“Kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak, apakah mengembangkan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki,” ujarnya.

Tidak hanya itu saja, Erick menyatakan bahwa vaksin produksi Bio Farma telah mulai diuji klinis pada tanggal 13 Desember lalu. Dengan dimulainya tahapan uji klinis, Erick pun berharap Indonesia dapat segera memproduksi vaksin secara mandiri.

“Kita harapkan dengan uji klinis ini ke-1, lalu ke-2, dan ke-3, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta (vaksin) untuk langkah awal yang bisa mulai insya Allah di bulan Juli,” pungkasnya.

Baca Juga  Kemenves/BKPM Terbitkan 8 Juta Nomor Induk Berusaha

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *