Truk Over Dimension Over Loading (ODOL) adalah kendaraan logistik yang mengangkut kelebihan barang. Artinya berat atau beban kendaraan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Permasalahan truk ODOL masih menjadi hal serius di Indonesia. Pasalnya, banyak perusahaan logistik yang mengisi kendaraan angkut dengan kapasitas dan dimensi yang melebihi ambang batas yang berlaku. Isu truk ODOL menjadi agenda semua pihak dan harus diselesaikan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh pemangku kepentingan terkait.
Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi dan Kepala Pusat Advokasi dan Masyarakat MTI mengatakan, akar masalah truk ODOL adalah tarif angkutan barang rendah. Pengemudi truk yang tidak ingin mengurangi pendapatan mereka karena keuntungan telah menurun sejauh ini meskipun produksi dan biaya lainnya meningkat. Kelebihan muatan dengan menggunakan kendaraan berdimensi lebih untuk menutupi biaya tambahan.
Truk yang kelebihan muatan memiliki dua implikasi. Pertama, infrastruktur jalan raya yang rusak sehingga lebih rawan terjadi kecelakaan di jalan raya. Berdasarkan PUPR, negara rugi Rp. 43 triliun per tahun karena kebutuhan untuk memperbaiki jalan yang rusak. Kedua, adanya risiko kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh truk yang kelebihan muatan. Sebagian besar angkutan barang, 74-93 persen, melanggar aturan. Oleh karena itu, penyebab utama kecelakaan setelah sepeda motor adalah angkutan barang.
Kementerian Perhubungan secara aktif melakukan kegiatan tindak lanjut seperti pemantauan penegakan hukum ODOL, normalisasi kendaraan, dan penyelidikan untuk menurunkan ODOL menjadi nol. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi informasi untuk aplikasi pengukuran jembatan dan Bukti Lolos Uji Elektronik (BLue) menjadi pilihan untuk memprediksi keberadaan truk ODOL. Selain itu, pengembangan aturan dan prosedur standar rekayasa untuk pengembangan jaringan logistik kendaraan komoditas dan pengaturan tarif pengiriman logistik, sertifikasi uji kendaraan dan kompensasi pemeriksa.
Selain itu, Kementerian Perhubungan terus mendukung kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan reputasi keselamatan jalan, khususnya penanganan truk ODOL. Hal ini diupayakan dengan menyikapi saran dan pengguna jalan lainnya, serta pihak-pihak yang peduli dengan kondisi jalan dan tingkat kerawanan kecelakaan di jalan yang disebabkan oleh truk ODOL.
* Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas: Ekonomi, Jurusan D-IV Ilmu Administrasi Perkantoran, Angkatan 2021
*Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis
Comments