in ,

Jaga Inflasi, BI Tetap Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

Di samping itu, ia mengemukakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik. Kinerja transaksi berjalan juga diproyeksi membaik didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut.

“Neraca perdagangan Agustus 2021 mencatat surplus sebesar 4,7 miliar dollar AS, tertinggi sejak Desember 2006. Hal ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan ekspor komoditas utama seperti crude palm oil (CPO), batu bara, besi dan baja, serta bijih logam, di tengah kenaikan impor seiring dengan perbaikan ekonomi domestik,” ungkapnya.

Sementara itu, aliran masuk modal asing berlanjut dengan investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 1,5 miliar dollar AS pada periode Juli hingga 17 September 2021.

Kemudian, posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2021 meningkat menjadi sebesar 144,8 miliar dollar AS, setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

“Ke depan, defisit transaksi berjalan pada 2021 diprakirakan tetap rendah di kisaran 0,6%-1,4% dari PDB, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia,” ujar Perry.

Ia pun memastikan bahwa kondisi likuiditas perbankan tetap longgar, berkat kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi BI dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

“Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp 122,30 triliun pada tahun 2021 (hingga 17 September 2021). Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp 139,84 triliun (hingga 17 September 2021) yang terdiri dari Rp 64,38 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO),” katanya.

Baca Juga  Xiaomi Siap Kuasai Pasar EV dengan Peluncuran Sedan SU7

Untuk itu, pihaknya akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha di sektor-sektor prioritas. Agar, pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan bisa terus digenjot.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *