Pajak.com, Jakarta – Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra memberi tujuh tips agar masyarakat terhindar dari ancaman serangan siber yang kian meningkat. Ia mengingatkan, bahwa kemudahan transaksi digital akan selalu dibarengi dengan risiko dan ancaman bahaya.
Sebagai informasi, ITSEC adalah salah satu perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi terbesar di Kawasan Asia Pasifik. ITSEC berkantor pusat di Singapura dengan kantor regional yang berada di Indonesia, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini telah terdaftar di Council for Registered Ethical Security Testers (CREST), yaitu badan akreditasi yang menyediakan sertifikasi tingkat ahli bagi para tenaga profesional information security pemberi layanan penetration testing, threat intelligence, dan security operations centre (SOC).
“Transaksi digital semakin masif di kehidupan masyarakat. Jika sebelumnya kebutuhan transaksi hanya mengandalkan mesin electronic data capture (EDC) dan ATM transfer, sekarang sudah banyak fitur-fitur baru, seperti scan QRIS (quick response code Indonesian standard), QR Code, mobile transfer, dan lain-lain. Seiring dengan kemajuan tersebut, awareness kita terhadap ancaman digital juga harus semakin ditingkatkan,” kata Andri dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (28/11).
Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum memahami akan bahaya serangan digital terutama dalam sektor finansial. Padahal, masyarakat tidak tahu kapan mereka akan menjadi target serangan siber.
“Maka dari itu, akan lebih baik jika kita bisa mempersiapkan diri kalau-kalau kita menghadapi serangan siber dari pihak luar demi menjaga keamanan finansial digital masing-masing,” kata Andri.
Comments