in ,

Indonesia Jadi Presidensi AVA, Pemulihan Ekonomi

Indonesia Jadi Presidensi AVA
FOTO: Kemenkeu

Indonesia Jadi Presidensi AVA, Dorong Pemulihan

Pajak.com, Bali – Indonesia memegang Presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) Tahun 2021-2022 dan menyelenggarakan The 24th AVA Congress Tahun 2022 bertajuk Emerging Stronger: Valuation for Strong Recovery and Sustainable Future, di Nusa Dua, Bali (22-24/11).  AVA yang merupakan forum untuk membangun sinergi dan komunikasi profesi penilai di kawasan ASEAN ini berkomitmen kontribusi dalam rangka pemulihan ekonomi global yang dilakukan secara bersama-sama (recover together, recover stronger). 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku pembina profesi penilai terus berupaya untuk mengakselerasi profesionalisme penilai agar menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, dengan memegang presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) Tahun 2021–2022. Oleh karena itu, AVA juga terselenggara melalui kerja sama antara Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan (PPPK) dan Masyarakat Profesi Penilai (MAPPI).

Menurut Sri Mulyani, Presidensi AVA oleh Indonesia merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk dapat menunjukkan kepada dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN, bahwa kemajuan profesi penilai dan kepiawaian Indonesia dalam mengatasi pandemi COVID-19. Ke depan, diharapkan akan semakin terbuka peluang penilai Indonesia untuk berkecimpung di dunia internasional serta memperlihatkan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, sehingga dapat mendatangkan peluang pendapatan melalui pariwisata maupun aliran dana investasi.

“AVA sebagai manifestasi peran profesi penilai pada negara anggota ASEAN memegang nilai yang sejalan dengan ASEAN dalam berkontribusi bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia. Sinergi dan kebersamaan merupakan nilai yang dapat mendukung kerja sama yang saling menguntungkan. Dukungan dengan dasar saling menghargai, riset, kolaborasi, pendidikan, serta penguatan institusi untuk mendukung profesi penilai sebagai penggerak ekonomi negara harus menjadi bagian penting dalam kerja sama yang terjalin” tambahnya saat memberikan sambutan melalui video conference, (23/11).

Baca Juga  Airlangga Tegaskan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

Dengan demikian, Indonesia mendorong agar praktik penilaian dapat berjalan lebih baik. Sebab dengan track record penilai yang kredibel, maka akan dapat mendukung pemulihan ekonomi dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Para anggota AVA juga diharapkan dapat pulih dengan lebih kuat pascapandemi dan melakukan perbaikan secara terus menerus.

“Indonesia berharap agar kongres ini dapat membantu penilai menjadi lebih profesional melalui komunikasi yang positif dan sinergi. Selain itu, diharapkan pula agar para penilai dapat meningkatkan kompetensinya, mengingat peran penilai saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin dibutuhkan,” kata Sri Mulyani.

Ia memandang, penilai seharusnya terus memahami konteks ekonomi global sehingga dapat mendefinisikan dengan baik kontribusinya pada dunia.

“Penilaian adalah bagian penting dari good governance. Hasil penilaian dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam bisnis dan perumusan kebijakan. Semakin akurat hasil penilaian, semakin baik keputusan yang diambil,” ujar Sri Mulyani.

Dengan kebijakan yang tepat, ASEAN dapat menjadi kekuatan ekonomi yang berkinerja tinggi di dunia. Seperti diketahui, pada tahun 2023, Indonesia akan memegang kepemimpinan (chairmanship) ASEAN dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Tema ini diangkat untuk meningkatkan optimisme ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dalam pemulihan pasca pandemi, serta merespons kondisi geopolitik dan krisis pangan serta energi.

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

“Oleh karena itu, perlu dibahas lebih jauh Sesuai dengan semangat pembentukannya yang menekankan pada nilai netralitas dan tidak memihak kepada blok mana pun, ASEAN terus menciptakan lingkungan yang aman dan damai,” jelas Sri Mulyani.

Ia juga mengungkapkan, teknologi digital membawa tantangan bagi penilaian beberapa jenis aset. Kemudian, perubahan iklim dan pandemi juga menimbulkan risiko bagi penilaian aset tertentu. Maka, sekarang merupakan momentum yang penting bagi penilai profesional untuk berdiskusi dalam forum mengenai tantangan yang terjadi saat ini.

“Pentingnya penilaian yang baik agar banyak investor dapat dilindungi, terutama investor kecil. Penilai yang kredibel juga dapat menjaga kredibilitas sistem keuangan. Risiko pada siklus bisnis pun dapat berkurang berkat adanya evaluasi risiko oleh penilai. Lebih lanjut, pada pertemuan G20, khususnya terkait krisis finansial dan pembangunan infrastruktur, pentingnya peran penilai profesional. Penilaian pengadaan tanah dalam rangka pembangunan infrastruktur menjadi aspek penting dalam praktik penilaian,” jelas Sri Mulyani.

Selanjutnya, penerapan environmental, social, and governance (ESG) dalam proses penilaian merupakan update penting pada praktik penilai profesional. Para konsumen mengharapkan governance yang lebih baik serta keputusan yang secara sosial bertanggung jawab dan berkelanjutan dari perusahaan serta negara.

Baca Juga  Mengenal 5 Jenis Budaya Kerja

“ESG dibangun dengan tujuan untuk mendorong pasar dalam menggunakan ESG dan menginput nilai (value) yang baik untuk menghasilkan keputusan baik. Untuk itu, para penilai harus mempertimbangkan perspektif ESG, mengadopsinya, serta membantu bisnis dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan yang tepat berdasarkan evaluasi risiko yang memadai,” ujar Sri Mulyani.

Dengan demikian, melalui kongres ini, Indonesia berharap para anggota AVA dapat membangun proses yang transparan dan good corporate governance ketika penilai terlibat dalam suatu proyek karena peran penilai akan sangat penting dalam mengevaluasi dan memitigasi risiko. Apabila governance tidak baik dan evaluasi risiko tidak tepat, maka dapat menimbulkan krisis keuangan.

Sebagai informasi, rangkaian kegiatan The 24th AVA Congress Tahun 2022, terdiri atas penyelenggaraan seminar profesi penilai, governing council meeting, kongres, dan regulatory framework meeting. 

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *