in ,

Peran Indonesia dalam Tiga Forum Penting Dunia

Peran Indonesia dalam Tiga Forum Penting Dunia
FOTO: Sekab Republik Indonesia

Peran Indonesia dalam Tiga Forum Penting Dunia

Pajak.com, Jakarta – Indonesia memiliki peran strategis dengan menjadi satu-satunya negara yang menjadi anggota di tiga forum penting dunia, yakni G20, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, dengan memegang Presidensi G20 di 2022 serta Keketuaan ASEAN pada 2023, Indonesia semakin memainkan peranan penting dalam mendorong kolaborasi dan sinkronisasi agenda diantara ketiga forum internasional dan regional itu, serta dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia.

“Fungsi Indonesia menjadi strategis, dan betul-betul Indonesia menjadi jembatan penghubung antara tiga forum tersebut. Bahkan Leaders’ Declaration pada forum APEC kali ini pada akhirnya mengadopsi penuh formula Leaders’ Declaration G20 Bali, word by word,” ungkap Airlangga di closing ceremony Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2022, dituangkan dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com (23/11).

Namun, ia mengungkapkan, terdapat dinamika dalam pembahasan untuk dapat mencapai kesepakatan bagi Leaders’ Declaration pada Forum APEC. Hingga akhirnya semua merujuk kepada Bali G20 Leaders’ Declaration.

Baca Juga  Buka Kantor di Medan, Hive Five Dukung Pengembangan UMKM dan Peningkatan Penerimaan Pajak

“Hal tersebut didukung oleh pelaksanaan kedua forum penting dunia ini yang terjadi back to back, dan deklarasi yang dicetuskan di Bali itulah yang sudah mendapat persetujuan dari 20 Negara Anggota G20, sehingga versi tersebut yang diadopsi penuh untuk deklarasi pada forum APEC,” kata Airlangga.

Melalui APEC Leaders’ Declaration, para pemimpin Ekonomi APEC berhasil menyepakati komitmen bersama untuk merespons tantangan bersama, antara lain untuk mendukung reformasi sistem perdagangan multilateral guna menghadapi berbagai perkembangan tantangan yang muncul, serta menguatkan komitmen untuk mengatasi disrupsi rantai pasok. Kemudian, mendorong pertumbuhan yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif, termasuk untuk mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan perusahaan rintisan (startup).

“Forum APEC ini juga mendorong multilateralisme dan mendukung hasil dari The World Trade Organization (WTO)’s 12th Ministerial Conference (MC12) untuk mendorong WTO sebagai platform di Asia Pasifik untuk menyamakan rule of law perdagangan. Karena APEC ini adalah 60 persen dari perekonomian dunia atau nilainya setara dengan 59 triliun dollar AS,” jelas Airlangga.

Selanjutnya, para pemimpin ekonomi APEC akan mendorong kerja sama untuk menjembatani kesenjangan digital melalui fasilitasi infrastruktur serta meningkatkan keahlian serta literasi digital, dan memperkuat sektor agrikultur untuk mendukung ketahanan pangan kawasan. Terkait bidang digital, APEC mendorong pemberdayaan mulai dari pemberdayaan perempuan dan pemuda, hingga mendorong kesetaraan dan inklusivitas UMKM.

Baca Juga  Tingkatkan Efisiensi Biaya Logistik, Jokowi Resmikan Makassar New Port

“Indonesia mendukung agar digitalisasi UMKM tersebut menjadi bagian dari global supply chain. Kita tahu bahwa seluruh wilayah ASEAN sangat bergantung satu sama lain, termasuk dalam intra ASEAN trade dan value chain. Supply chain menjadi penting, bukan hanya bergantung kepada cost, melainkan juga kepada nilai-nilai yang akan dibawa serta security-nya. Dalam forum APEC tahun ini juga didorong mengenai sustainable goods and services yang tentunya akan dibawa dalam kepemimpinan Amerika Serikat tahun depan,” urai Airlangga.

Sementara itu, KTT APEC 2022 juga berhasil menyepakati The Bangkok Goals for the Bio – Circular Green Economy, merupakan suatu pendekatan bersama mengenai pemulihan ekonomi pascapandemi yang inklusif dan berimbang, guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi serta menjaga lingkungan hidup.

“Indonesia sudah banyak melibatkan tentang ekonomi hijau dan sirkular tersebut, antara lain dalam industri farmasi dan pertanian. Bahkan Amerika Serikat akan menarik lebih panjang lagi bahasan ini untuk upaya penurunan gas metana. Selain itu, yang akan didorong, Amerika Serikat punya benang merah dengan apa yang dilakukan di G20 Bali, yaitu mengenai just energy transition dan framework economy Indo-Pacific,” ujar Airlangga.

Baca Juga  Pos Indonesia Raih “Appreciated Social ESG Report”

Dengan demikian, Airlangga menyimpulkan, hampir seluruh pembahasan di Forum APEC memiliki benang merah dengan yang dibahas di KTT G20. Salah satu benang merah paling kuat antara ASEAN, G20, dan APEC, yakni kebersamaan (togetherness). Sebab dengan togetherness, dunia akan kuat dan berhasil dalam global economic recovery.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *