in ,

IKM Sepatu Lokal Binaan Kemenperin Tembus Pasar Global

Sebagai informasi, hingga kuartal III tahun 2021, total nilai ekspor alas kaki (kulit dan non-kulit) Indonesia mencapai 4,3 miliar dollar AS. Sementara itu, total PDB industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencapai Rp 20 triliun atau tumbuh 7 persen year-on-year (YoY) sampai pada kuartal III-2021.

Sementara itu, pendiri sekaligus pemilik Sagara Boots Bagus Satrio mengatakan, saat ini sudah semakin banyak media asing yang mengekspos kemampuan industri sepatu Indonesia dalam menghasilkan boots yang berkualitas, sehingga dapat bersaing dengan produk kelas dunia lainnya.

“Kami tidak sembarangan memilih bahan baku, harus menggunakan bahan kulit yang terbaik. Selain itu, dengan kualitas kulit dan sol terbaik, sehingga harga boots kami bahkan lebih mahal dari produk Amerika. Kami menjual dengan harga sekitar Rp 6 juta,” katanya.

Baca Juga  SMF Dorong Pembiayaan Perumahan Berkelanjutan dan Pengembangan ESG

Selain itu, Sagara Boots juga bisa menerima pesanan secara custom, dan seluruh produksi sepatunya dilakukan secara manual dengan tangan. Tim Sagara pun menerapkan sistem waiting list sampai empat bulan lantaran tenaga kerja yang terbatas dan pesanan yang semakin membeludak.

“Dalam sebulan kami hanya bisa menghasilkan 40-60 pasang sepatu. Di luar negeri, Sagara Boots diminati karena handmade, custom, dan kualitas kulitnya tinggi,” ujarnya.

Sedangkan, Pijakbumi yang didirikan oleh Rowland Asfales merupakan brand sepatu asal Bandung yang memiliki ciri khas eco friendly dengan bahan dari kulit natural dan ekstrak tumbuhan. Menurutnya, dengan menggunakan material yang lebih ramah lingkungan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon kedepannya. Pijakbumi juga sedang berupaya untuk mengkalkulasi bahan eco friendly sebagai bahan utama sepatunya, agar bisnisnya lebih berkelanjutan.

Baca Juga  THR Tak Dibayarkan Perusahaan, Begini Cara Melaporkannya ke Kemenaker

“Kami berharap ada cara untuk mengkalkulasi penggunaan bahan ramah lingkungan untuk perusahaan inovatif, dan bisa mendapatkan pengurangan pajak terkait pengolahan industri yang berkomitmen mengurangi emisi karbon,” pungkas Rowland.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *