Pada Mei 2021, lanjut Agus, sektor industri makanan kembali menjadi penyumbang devisa terbesar dari ekspor industri pengolahan nonmigas, yaitu sebesar 3,25 miliar dollar AS. Kemudian, diikuti kontribusi oleh sektor logam dasar 2,34 miliar dollar AS; bahan kimia dan barang dari bahan kimia 1,49 miliar dollar AS; sektor komputer, barang elektronik, dan optik 633,9 juta dollar AS; serta sektor kertas dan barang dari kertas menyumbang 580,6 juta dollar AS.
“Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada bulan Mei 2021 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar 2,25 miliar dollar AS, atau memberi kontribusi sebesar 69,13 persen, naik dibandingkan bulan April 2021 yang mencapai 61,67 persen,” paparnya.
Di tahun 2020, industri hilir minyak sawit menyumbang kinerja produksi dan ekspor yang tinggi mencapai 22,73 miliar dollar AS. Agus mengemukakan, peningkatan kapasitas produksi industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya berupa produk minyak goreng sawit, lemak padatan pangan, bahan kimia, bahan bakar terbarukan/Biodiesel FAME, dan material canggih substitusi petro-based material. Pihaknya mencatat, komoditas kelapa sawit dan minyak kelapa sawit semakin digemari pasar global untuk keperluan 6F yakni food (pangan), fuel (bahan bakar terbarukan), fine chemical (sabun dan personal wash), fito-nutrient (vitamin dan nutrisi), feed (pakan ternak), dan fiber (serat untuk material baru).
“Tahun 2010, perbandingan rasio ekspor bahan baku dengan produk turunan, yakni 80 persen berbanding 20 persen. Sedangkan, pada 2020 perbandingannya menjadi 12 persen berbanding 88 persen. Ini merupakan indikator keberhasilan program hilirisasi industri,” tegasnya.
Comments