“Ini adalah langkah yang jelas mengikat koleksi NFT dan komunitas Web3 Gucci yang sedang berkembang dengan konsumsi dunia nyata, sebuah langkah signifikan untuk merek mewah. Gucci selalu ingin merangkul teknologi baru ketika mereka dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan kami. Sekarang, kami dapat mengintegrasikan cryptocurrency dalam sistem pembayaran kami. Ini adalah evolusi alami bagi pelanggan yang ingin opsi lain, semua akan tersedia untuk mereka,” ungkap Bizzari.
Beberapa merek produk mewah lainnya juga mulai mempertimbangkan untuk mengadopsi kripto dan aset digital lainnya sebagai instrumen. Chief Executive Hermes Axel Dumas menuturkan, pihaknya akan mempelajari peluang sembari menganalisis risiko dari tren metaverse.
“Itu (adopsi pembayaran dengan kripto) bisa menjadi cara untuk menghasilkan uang yang mudah,” tambah Dumas.
Tak heran bila pelbagai merek mewah mulai menyasar pasar kripto, mengingat potensi dan pertumbuhannya semakin besar. Survei dari bursa uang kripto bernama Gemini menyatakan, hampir 30 ribu orang di 20 negara (tahun 2021) merupakan pembeli pertama kali kripto. Adapun 20 negara itu, diantaranya AS, Amerika Latin, dan Asia Pasifik. Artinya, jumlah pemilik kripto baru semakin bertambah.
Gemini juga mengungkapkan, 79 persen orang yang membeli kripto pada tahun lalu karena aset digital ini dianggap mempunyai potensi investasi jangka panjang. Di samping itu, pembelian aset digital juga dipengaruhi oleh inflasi. Menurut analisis Gemini, inflasi mendorong adopsi kripto terutama di negara-negara yang mengalami devaluasi atau penyesuaian mata uang terhadap dollar AS.
Sedangkan, menurut Crypto.com dalam laporan berjudul “Crypto Market Sizing” menyebutkan, populasi kripto global meningkat 178 persen menjadi hampir 300 juta orang pada 2021. Jumlah penggunanya diperkirakan mencapai satu miliar pada akhir 2022.
Comments