in ,

Genjot Produksi Migas, Bahlil: Jangan Pakai Cara yang Lazim

FOTO : IST

Genjot Produksi Migas, Bahlil: Jangan Pakai Cara yang Lazim

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia kembali menegaskan ambisinya untuk mencapai target lifting minyak dan gas bumi (migas) sebesar satu juta barel per hari pada 2030. Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan bahwa pendekatan lama tidak lagi relevan dalam mengejar target besar tersebut.

“Kami dari Kementerian ESDM terpaksa melakukan hal-hal yang di luar kelaziman. Karena kalau hal-hal yang lazim, rasanya lifting kita akan seperti itu saja,” ujar Bahlil, dikutip Pajak.com pada Senin (26/5/25).

Untuk mendobrak stagnasi dan mempercepat peningkatan produksi migas nasional, Kementerian ESDM telah merancang tiga strategi utama.

Pertama, optimalisasi produksi dengan pemanfaatan teknologi canggih. Pemerintah akan mendorong penggunaan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) dan mengalihkan teknik pengeboran dari model vertikal ke horizontal. Langkah ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi pengambilan minyak dari cadangan yang sebelumnya sulit dijangkau.

Baca Juga  Sri Mulyani Hapus BKF, Ini 2 Direktorat Baru di Kementerian Keuangan

Kedua, reaktivasi sumur-sumur migas yang selama ini dibiarkan idle. Pemerintah akan menghidupkan kembali potensi yang selama ini tertidur, dengan fokus pada lapangan migas yang sudah ada namun belum dimaksimalkan.

Ketiga, eksplorasi intensif terhadap 68 dari total 128 cekungan migas di Indonesia yang belum tergarap. Potensi besar dari wilayah-wilayah ini dianggap sebagai kunci untuk menjaga pasokan energi nasional di masa depan.

60 Wilayah Kerja Baru dan Insentif Investor

Untuk mendorong eksplorasi baru, pemerintah menyiapkan tender 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru hingga 2028. Tender ini diharapkan dapat memperluas peta eksplorasi nasional sekaligus menarik investor strategis yang siap menanamkan modal dalam jangka panjang.

Baca Juga  Wamentan Sudaryono hingga Yovie Widianto Masuk Jajaran Dewan Komisaris Baru Pupuk Indonesia

“Akan kita tenderkan dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Atas arahan Bapak Presiden, kami mohon arahan kalau memang bisa kita cepat laksanakan maka kita akan lakukan,” jelas Bahlil.

Tak hanya pelelangan, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal dan kontraktual untuk memikat investor. Skema baru tersebut meliputi peningkatan bagi hasil migas kepada kontraktor hingga 50 persen, serta proyeksi Internal Rate of Return (IRR) proyek hulu migas yang naik ke kisaran 15-17 persen.

Formulasi ini disebut Bahlil sebagai “sweetener yang ekonomis,” agar tidak hanya negara yang mendapatkan manfaat, tetapi para kontraktor juga memperoleh keuntungan yang layak.

“Kita memberikan satu formulasi sweetener yang ekonomis. Jadi target negara bisa ditingkatkan lifting, tetapi para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) juga tidak rugi. Tetapi negara juga harus mendapat untung, jadi kita atur win-win (solusi),” imbuhnya.

Baca Juga  Penjualan Tembus 105 Juta KL, Pertamina Patra Niaga Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024

Langkah konkret dari strategi ini sudah mulai terlihat. Tiga kontrak WK hasil tahap II lelang tahun 2024 yaitu Kojo, Binaiya, dan Serpang yang telah resmi ditandatangani di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto. Total nilai investasi mencapai 13,3 juta dolar Amerika Serikat (AS), dengan bonus tanda tangan sebesar 700 ribu dolar AS.

Ketiga WK ini merupakan blok eksplorasi dengan jangka kontrak selama 30 tahun dan menggunakan skema cost recovery, yang memberikan fleksibilitas bagi kontraktor dalam menutupi biaya eksplorasi dan produksi.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *