in ,

Erick Thohir Pacu “Holding” BUMN Farmasi Bertransformasi

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan, latar belakang pembentukan holding BUMN farmasi karena adanya tren sektor kesehatan global dan penyakit di negara berkembang yang memerlukan suatu solusi menyeluruh bagi masyarakat, terlebih saat pandemi COVID-19. Hal ini sejalan dengan tren kesehatan di masa mendatang yang menuntut industri kesehatan tidak hanya terbatas pada pengobatan dan pencegahan, melainkan juga merambah pada pelayanan kesehatan, termasuk pembiayaan melalui asuransi kesehatan.

“Tujuan dari pembentukan holding farmasi untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi,” ujar Pahala.

Ia meyakini kolaborasi dari tiga BUMN itu dapat menurunkan impor bahan baku farmasi dari 90 persen menjadi 75 persen. Kementerian BUMN juga optimistis kehadiran ini dapat mendorong distribusi produk farmasi secara merata ke seluruh pelosok negeri, serta semakin mendorong semangat berinovasi dari anggota holding untuk menciptakan suatu produk baru.

Baca Juga  PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Perkenalkan Kategori Baru 

“Hal terpenting dari pembentukan holding farmasi adalah akan menjadi tonggak pencapaian dalam rangka pembentukan holding health care di Indonesia sehingga dari hulu ke hilir dapat dikelola dengan baik,” kata Pahala.

Selain itu, Kementerian BUMN telah membentuk holding rumah sakit (RS) BUMN yang dipimpin PT Pertamina Bina Medika dipimpin Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Setelah konsolidasi BUMN, total laba bersih RS BUMN melejit pada 2021 menjadi 2,6 triliun dari Rp 390 miliar di tahun 2020. Sebagian laba ini akan digunakan untuk membangun RS Internasional di Bali.

Ditulis oleh

Baca Juga  Airlangga Tegaskan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *