Eks Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) ini mengatakan, posisi ekonomi digital Indonesia tentu masih di bawah negara Tiongkok dan AS. Hal itu wajar karena Indonesia baru memiliki 5 unicorn. Sementara Tiongkok memiliki 101 unicorn dan AS punya 207 unicorn.
“Artinya kita masih di posisi awal kurva, diharapkan kita punya akselerasi tinggi. Tapi dengan nilai tambah harus di Indonesia. kita harus merancang policy dari orang Indonesia untuk orang Indonesia,” jelasnya.
Menurut Lutfi, ada beberapa kendala yang dialami Indonesia, yaitu soal infrastruktur komunikasi dan digital consumer protection yang masih belum optimal.
“Tingkat keamanan konsumen kita masih awal sekali, future ready workforce masih awal karena related skill in innovation ecosystem juga masih kalah dari Malaysia dan Singapura, public service juga masih di bawah. Walaupun punya nilai tinggi, tapi kita kalah karena digital consumer protection harus bagus. Supaya ekonomi digital maju pada tahapan awal ini mulai dari mempercepat transaksi, meningkatkan akses informasi dan transparansi,” jelasnya.
Comments